Selain alasan kondisi jembatan alternatif dan darurat, pertimbangan lainnya agar jembatan permanen dapat segera dibangun, karena akses tersebut merupkan penghubung antar pekon, sekolahan dan juga kecamatan.
"Mengingat sangat vitalnya akses tersebut, sehingga harapan kami, agar jembatan ini dapat segera dibangun secara permanen, sehingga transportasi dan mobilitas tidak terganggu,"harapnya.
Diketahui, akibat banjir dan tanah longsor jembatan penghubung antar pekon, yakni di Pekon Betung ambruk.
Ambruknya jembatan tersebut membuat akses dari arah pekon Betung, maupun sebaliknya sempat terhambat.
Namun tidak lama berselang lama, kecamatan, pekon dan dibantu oleh masyarakat, melakukan gotong royong pembangunan jembatan darurat.
Ini dilakukan agar supaya akses tersebut bisa dilalui, kendati masih bersifat sementara.
Memanfatkan sisa material jembatan, masyarakat dan pekon dibantu kecamatan bahu membahu membangun jembatan darurat.
Sejatinya jembatan tersebut akan dibangun menggunakan batang kelapa, namun lantaran bentang terlalu panjang, dan dikhawatirkan terjadi hal hal yang tidak diinginkan sehingga urung dilaksanakan.
"Ini hanya sifatnya sementara, karena untuk membangun jembatan secara permanen memerlukan waktu, disisi lain jembatan ini sangat diperlukan, sehingga inisiatifnya dibangun jembatan darurat terlebih dahulu, sambil menunggu dibangunnya jembatan secara permanen,"kata Apriyal Kakon Way Nipah yang juga Ketua Apdesi Pematang Sawa, belum lama ini. (*)