"Jadi, tiba-tiba muncul nama-nama itu, membuat kami bingung, siapa yang memasukkan nama mereka dan mekanismenya seperti apa. Lalu apa kepentingannya. Jelas ini akan membuat tidak kondusif proses pembinaan atlet karate di daerah," ujarnya.
Lalu ditegaskan oleh Kabid Binpres FORKI Tanggamus Eri Priyadi bahwa, nama-nama yang tercantum tersebut sudah kurang lebih sepuluh tahun tidak pernah muncul atau tidak aktif
"Tentu kami semua yang memiliki Sabuk hitam KKI yang ada pada hari ini, mempertanyakan apa kontribusinya di karate Tanggamus selama ini, kok tiba-tiba mau jadi pengurus," tegasnya.
Eri Priadi dan pengurus FORKI Tanggamus berharap, pengurus FORKI Provinsi Lampung mengkaji ulang SK Caretaker tersebut sesuai mekanisme yang berlaku.
"Bahwa selama ini, karate kondusif dan sudah berkembang luas, jangan sampai dengan adanya SK Caretaker yang tidak sesuai mekanisme dan sarat kepentingan ini, dikhawatirkan SK Caretaker tersebut akan merusak program yang sudah berjalan dan menjadikan pengurus FORKI Tanggamus tidak kondusif," pungkasnya.