ASN Tanggamus Inisiasi Project Farming Integration: Gali Potensi Desa, Dorong Ketahanan Pangan

Jumat 03-10-2025,10:46 WIB
Reporter : Rio Aldipo
Editor : Rio Aldipo

RADARTANGGAMUS.CO.ID--Kabupaten Tanggamus salah satu wilayah di Provinsi Lampung yang kaya akan potensi almulai dari pertanian,perkebunan, pertambangan, kelautan, perikanan, peternakan dan energi.

Potensi besar tersebut menggugah ide seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) Tanggamus, Budi Utomo, S.STP, M.H., yang berinisiatif melahirkan sebuah program unggulan bernama Project Farming Integration. 

Konsep ini memadukan berbagai sektor unggulan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan ke dalam sebuah sistem usaha terintegrasi yang bisa menjadi pilot project di tingkat provinsi, bahkan nasional.

Saat ini, Budi tengah menggarap project percontohan perikanan air tawar dengan sistem bioflok di Pekon Way Jaha Rantau Tijang, Kecamatan Pugung.

BACA JUGA:Fenomena Ribuan Ikan Naik ke Daratan Pantai Kota Agung, Begini Analisa Dinas Perikanan Tanggamus

BACA JUGA:Vidio Luncurkan Vidio Shopping Bersama Shopee, Buat Pengalaman Hiburan dan Belanja Semakin Menyatu

Budi menjelaskan, program ini diinisiasi agar masyarakat dapat melihat langsung praktik budidaya perikanan skala rumah tangga yang sederhana namun menjanjikan.

“Tujuannya sederhana, saya ingin masyarakat menyadari bahwa penghasilan tambahan tidak harus menunggu punya kolam besar. Dengan lahan pekarangan rumah pun bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar. Jadi pekarangan bukan sekadar lahan kosong, tapi bisa menjadi sumber ekonomi keluarga,” ungkap Budi.

Menurutnya, project percontohan ini diharapkan menjadi pemantik semangat masyarakat untuk berani mencoba usaha mandiri yang nyata, bukan sekadar teori.

Konsep Farming Integration yang digagas Budi sejalan dengan program pemerintah pusat terkait ketahanan pangan nasional. Pemerintah telah menyalurkan berbagai skema, seperti pembentukan Koperasi Merah Putih dan pengalokasian Dana Desa untuk ketahanan pangan.

Namun, Budi menegaskan, peran pemerintah daerah sangat penting untuk menyinergikan program tersebut.

“Dana desa jangan hanya habis untuk seremonial. Desa harus punya produk unggulan, harus lahir projek usaha yang menopang ketahanan pangan. Kalau desa kuat, maka pangan daerah pun otomatis kuat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Budi menekankan bahwa masyarakat kini semakin cerdas dan realistis. Edukasi yang hanya berbentuk teori sering kali tidak lagi efektif.

“Masyarakat butuh bukti, bukan janji atau omong kosong. Karena itu saya memulainya dengan contoh nyata. Kalau berhasil, masyarakat pasti akan ikut,” katanya sembari tersenyum.

Melalui Project Farming Integration, Budi berharap Tanggamus mampu menjadi daerah percontohan di Lampung dalam mengintegrasikan potensi lokal menjadi kekuatan ekonomi baru. 

Kategori :