HIKMAH PUASA Oleh : Idham Kholid (Tokoh Masyarakat Pekon Waypanas) Puasa adalah salah satu ibadah istimewa yang kata Rasulullah “tiada bandingannya”. Salah satu aspek yang membuatnya istimewa selain Keutamaan Puasa adalah Hikmah Puasa. Sedikitnya ada delapan hikmah puasa yang disarikan dari Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka, Fiqih Puasakarya Syaikh Yusuf Al Qardhawi dan Al Islam karya Said Hawwa. 1. Puasa mensucikan jiwa Hikmah puasa yang pertama adalah tazkiyatun nafs; mensucikan jiwa. Mengapa? Karena dengan puasa, manusia memilih untuk menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya halal untuknya. Sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari manusia menahan diri dari makan, minum, dan jima’. Di sinilah hikmah puasa, ia menahan nafsu yang merupakan bagian dari kotoran jiwa. Puasa membersihkan jiwa yang umumnya terkotori karena memperturutkan hawa nafsunya. 2. Puasa memupuk muraqabatullah Ibadah puasa sangat berbeda dengan ibadah lainnya yang mudah dilihat oleh sesama manusia. Shalat di masjid kelihatan, sedekah di masjid kadang diumumkan, zakat dicatat, haji justru diantar berombongan. Puasa? Tidak ada yang melihatnya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saat melihat makanan atau mencium bau yang lezat, orang yang berpuasa tidak memakannya. Ketika ada minuman yang menggoda, dalam kondisi haus pun orang yang berpuasa tidak meminumnya. Karena ia memiliki kesadaran, meskipun tidak ada yang melihat, Allah mengawasinya. Muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah, ini adalah salah hikmah puasa. Yang jika dibawa dalam kehidupan sehari-hari, ia akan terjaga dari berbagai kejahatan seperti berbohong, zalim dan korupsi. Sebab ia yakin Allah mengawasinya. 3. Puasa meredam syahwat Dalam kondisi lapar dan haus, gejolak syahwat bisa diredam. Senjata ampuh yang digunakan syetan untuk menjerumuskan manusia itu bisa dikendalikan dengan puasa. Karenanya Rasulullah memerintahkan para pemuda yang belum mampu menikah untuk berpuasa. يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat mengontrol syahwatnya” (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Puasa melatih kesabaran Meskipun miliknya sendiri, makanannya halal, minumannya halal, itu semua tidak akan dikonsumsi kalau belum tiba waktu berbuka. Meskipun lapar, ditahan. Meskipun haus, ditahan. Orang yang berpuasa menjadi lebih sabar. Demikian pula saat ada orang mencela dirinya atau mengajaknya berselisih, Rasulullah mengajarkan untuk menahan diri. الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ “Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa” (Muttafaq ’alaih) 5. Puasa membentuk disiplin Hikmah puasa membentuk disiplin Puasa memiliki waktu yang mengikat. Kapan mulai berpuasa sudah ada waktunya, yakni mulai terbit fajar. Kapan berbuka juga ada waktunya, yakni ketika matahari terbenam. Rasulullah juga mensunahkan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Jika di bulan lainnya sulit bangun malam, ternyata waktu Ramadhan bisa. Disiplin bangun dini hari untuk makan sahur bahkan qiyamul lail. Ini bukti salah satu hikmah puasa membentuk disiplin. 6. Hikmah puasa secara medis Puasa memberi kesempatan bagi alat pencernaan untuk beristirahat. Dengan peristirahatan yang teratur ini maka alat pencernaan menjadi lebih sehat. Dan sudah menjadi hal yang lazim bahwa puasa dipakai untuk mengobati beberapa pasien dan ketika akan melakukan operasi besar. Telah terbukti kebenarannya secara ilmiah bahwa memperbanyak makan bisa menimbulkan penyakit seperti rematik, penyakit liver, tekanan darah tinggi, dan kencing manis. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa puasa akan bisa memberikan kesempatan istirahat bagi tubuh setiap tahunnya dalam waktu tertentu, yaitu seperdua belas dari umur si pasien. Oleh karena itu, kata Said Hawwa dalam Al Islam, penyebaran jenis-jenis penyakit seperti ini di daerah-daerah yang penduduknya terbiasa menjalankan puasa sangat rendah. Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar mencontohkan KH Hasyim Asyari yang gemar berpuasa sunnah. Meskipun usia beliau sudah tua, namun kondisi fisiknya sehat dan terjaga dari penyakit kadar gula. 7. Hikmah puasa secara sosial Dengan berpuasa, orang merasakan lapar dan dahaga. Orang kaya jadi tahu seperti apa rasanya tidak makan, meskipun hanya sekitar 14 jam. Dari situ timbul kepekaan bagaimana rasanya orang-orang yang kekurangan makanan. Bahkan mungkin tidak bisa makan dalam hitungan hari seperti yang terjadi di Suriah atau di Rohingya. Maka kepekaan itu pun melahirkan empati untuk menolong sesama manusia terutama yang membutuhkan. 8. Hikmah puasa membentuk taqwa Pada akhirnya, secara keseluruhan dan target akhir, puasa bermaksud membentuk pribadi yang bertaqwa. Yang mentaati perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah : 183) Demikian 8 Hikmah Puasa baik secara ruhiyah, sosial maupun medis. Semoga hikmah-hikmah ini semakin membuka pandangan kita betapa ajaran Islam sangat mulia dan kita kemudian mengamalkan dengan sebaik-baiknya. (*)
HIKMAH PUASA Oleh : IDHAM KHOLID
Senin 27-05-2019,22:15 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :