WONOSOBO - Sebagian masyarakat Siringbetik, Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus belum memiliki sumur. Kondisi tersebut membuat masyarakat setempat terpaksa melakukan mandi, cuci dan kakus (MCK) di sungai Way Ngarip. Ironisnya, selain dijadikan tempat MCK, sungai tersebut juga dijadikan sebagai tempat masyarakat untuk buang air besar. Hal itu dilakukan sebab sebagian masyarakat Siringbetik juga belum memiliki sanitasi. \"Nggak ada sumur, jadi kalau mau mandi, nyuci dan buang air ke sungai,\" kata Nur Hayati, salah seorang warga setempat, Rabu (10/7). Nur Hayati menjelaskan, dulunya masyarakat di Siringbetik memiliki sumur. Namun sumurnya pada ditimbun. Karena setiap hujan deras, tanah diatas sumur selalu longsor. Tanah tersebut longsor karena wilayah yang saat ini ditempati penduduk Siringbetik dulunya adalah bekas aliran sungai. \"Dulu pernah ada sumur. Tanah diatas sumur itu kebanyakan bercampur pasir dan batu krokos, karena tempat kami ini bekas aliran sungai. Jadi setiap hujan deras lubang sumurnya longsor dan semakin besar. Karena membahayakan maka sumurnya ditimbun. Dan sekarang warga disini lebih pilih mandi ke sungai,\" terangnya. Senada dikatakan Katip, warga lainya. Ia mengaku, belum adanya sumur membuat warga kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Akibatnya, warga terpaksa menggunakan aliran air sungai Way Ngarip untuk dikonsumsi. \"Kalau mau mandi ke sungai bawa jerigen, sekalian ngambil air untuk dimasak dan diminum,\" bebernya. Menurutnya, masyarakat Siringbetik memang sudah sejak lama mengharapkan agar diwilayah setempat dapat dibangun sarana air bersih, sanitasi dan MCK, agar warga tidak lagi melakukan MCK maupun buang air besar di sungai. Namun sayangnya hingga kini belum direalisasikan oleh pemerintah setempat. \"Kami berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus dapat membangun sarana air bersih, MCK dan sanitasi,\" ungkapnya. Sementara itu, Camat Wonosobo, Edi Fahrurrozi saat dikonfirmasi mengaku baru mengetahuinya dan merasa prihatin dengan kondisi masyarakat di Siringbetik. Menurutnya, untuk mendapatkan bantuan program sarana air bersih atau Pamsimas dari pemerintah, masyarakat bisa mengajukanya ke aparatur pekon. Kemudian aparatur pekon membuat proposal untuk diajukan ke Bapelitbang Tanggamus. Untuk program MCK dan sanitasi, ia menambahkan, bisa dianggarkan menggunakan Dana Desa. Namun, masyarakat harus mengusulkannya terlebih dahulu ke aparatur pekon yang disetujui Badan Hippun Pemekonan (BHP). \"Kalau tahun ini saya lihat belum ada program sanitasi dan MCK di Pekon Balak. Tapi nanti akan saya koordinasikan dengan Pj. Kepala Pekonya, supaya bisa mempertimbangkanya. Sebab, program sanitasi ini merupakan salah satu program dari pemerintah pusat untuk mendukung ODF atau bebas buang air besar sembarangan (BABS),\" pungkasnya. (Uji)
Warga Siringbetik Dambakan Pembangunan Sarana Air Bersih, MCK dan Sanitasi
Rabu 10-07-2019,23:39 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :