BANDARNEGERISEMUONG - Museum Mini Kekhatuan Semaka di Pekon Sanggiunggak, Kecamatan Bandar Negeri Semuong (BNS) saat ini merupakan satu-satunya museum di Kabupaten Tanggamus yang menyimpan benda-benda bernilai sejarah. Pemilik Museum, Abu Sahlan bergelar Pangeran Punyimbang Ratu Semaka, keturunan ke-13 Ratu Tunggal Balak Kuasa yang merupakan raja Kekhatuan Semaka mengatakan, museum itu menyimpan benda-benda leluhurnya dan juga benda-benda kuno lainnya. Mulai dari koin, keramik, peralatan makan dan gerabah, hingga alat perang.Barang-barang tersebut hingga kini masih tersusun rapi dalam empat lemari kaca dan sisanya masih ditumpuk. \"Di dalamnya ada benda dari Kesultanan Banten, seperti baju perang dan pedang. Kemudian ada juga keramik Dinasti Tan abad 11, keramik lainnya dari kerajaan Tumasek (Singapura) dan dari sisa kolonialisme Belanda,\" kata Abu. Ia menjelaskan, Keratuan Semaka adalah salah satu kerajaan di Teluk Semaka antara abad 15 sampai 18. Dulunya, lanjut dia, Keratuan Semaka berpusat di Tanjungburnai (Saat ini Pantai Tanjungan di Kecamatan Pematang Sawa). Menurutnya, Keratuan Semaka beberapa kali sempat pindah, namun memasuki abad 18 menetap di lokasi yang kini sebagai tempat museum mini tersebut. Kekhatuan Semaka berjaya pada abad 15 sampai 18. \"Dulu Kekhatuan Semaka awalnya menampung penduduk atau pihak kerajaan Sekala Brak Buai Anak Tumi atau kerajaan Sekala Brak kuno. Saat itu kekuasaannya ditumbangkan kelompok yang kemudian mendirikan Sekala Brak Paksi Pak, \" ujar Abu. Dulunya, masih Abu, Sekala Brak Buai Anak Tumi adalah animisme, kemudian dikalahkan Sekala Brak Paksi Pak yang sudah Islam. Dan Keratuan Semaka menampung pelarian Sekala Brak Buai Anak Tumi. \"Saat ini barang-barang peninggalan Sekala Brak Buai Anak Tumi masih ada disini, salah satunya seperti batu-batu untuk pemujaan,\" ungkapnya. Ia melanjutkan, setelah menampung Sekala Brak Buai Anak Tumi, Kekhatuan Semaka kian diakui saat membantu Kesultanan Banten menaklukan Rawayan atau yang saat ini dikenal sebagai Suku Badui di Pandeglang, Banten. Saat itulah disebutkan Kekhatuan Semaka masuk wilayah kekuasaan Kesultanan Banten. \"Di Lampung yang jadi bagian Kesultanan Banten yakni Keratuan Darah Putih di Kalianda, keratuannya Radin Inten. Lalu Keratuan Melinting di Lampung Timur, Keratuan Pemanggilan di Bandar Lampung, dan Keratuan Semaka,\" terang Abu. Kekhatuan Semaka semakin diakui lagi setelah mengirimkan bantuan pasukan perang ke Radin Inten untuk melawan kolonialisme. Bukti itu masih ada berupa meriam berwarna hitam yang ditempatkan di teras museum. Setelah abad 18, Kekhatuan Semaka mulai redup oleh beberapa faktor. Diantaranya seperti tidak tersebutkan lagi nama Kekhatuan Semaka dan berganti dengan sebutan Semoung. Kemudian pimpinannya lebih memilih menyebarkan ajaran agama Islam daripada membesarkan dan menguatkan kekuasaan keratuan. Lalu masuknya kolonialisme, dan bencana alam yakni meletusnya gunung Krakatau pada 1883 membuat nama Keratuan Semaka kian hilang.(uji)
Museum Kekhatuan Semaka Simpan Benda Bersejarah
Selasa 20-02-2018,19:49 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :