Harga Pisang Anjlok, Petani Galau

Kamis 26-11-2020,16:33 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

WONOSOBO - Petani pisang di Kabupaten Tanggamus mengeluhkan anjloknya harga buah pisang yang hanya Rp800 per kilogram. Idham Kholid, Petani Pisang di Pekon Way Panas, Kecamatan Wonosobo mengatakan, harga pisang rames saat ini hanya 800 per kilogram. Sedangkan jenis pisang ambon Rp 1.800 per Kilogram. \"Padahal sebelumnya, harga pisang cukup bagus yakni mencapai Rp3.000 per kilogram,\" katanya, Rabu (25/11). Menurutnya, anjloknya harga pisang ini akibat dampak dari pandemi Covid 19. Sebab, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang menjadi tujuan pisang asal Tanggamus kerap menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga menyebabkan pengiriman pisang terhambat. Akibatnya, harga pisang jadi anjlok. \"Pandemi Covid-19 juga kan berimbas ke perekonomian masyarakat. Masyarakat jadi susah, jangankan mau beli pisang, mungkin masyarakat mau beli beras saja susah,\" ujar Idham. Idham menjelaskan, sebelumnya sebagian besar petani di Pekon Waypanas membudidayakan tanaman Pepaya California. Tetapi sejak tanaman pepaya banyak terserang penyakit dan juga harganya yang tidak berpihak kepada petani membuat sebagian petani beralih menanam pisang yang dianggap lebih menjanjikan. \"70 persen petani disini adalah petani pisang. Setiap hari puluhan ton pisang dikeluarkan dari Pekon Way Panas. Tapi sayang sekarang nasib tanaman pisang hampir sama dengan pepaya, karena harganya anjlok,\" bebernya. Dengan anjloknya harga ini dinilai tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan petani. Saat ini petani hanya bisa pasrah akibat anjloknya harga pisang. \"Sekarang kami hanya bisa pasrah. Kami berharap agar pemerintah juga bisa turut serta membantu petani dalam hal pemasaran, supaya harga hasil pertanian dari petani ini bisa seimbang sesuai dengan jerih payah petani,\" tandasnya. Senada dengan Idham, Amir, petani pisang lainya juga berharap harga buah pisang kembali naik sehingga bisa membantu memulihkan perekonomian petani ditengah pandemi Covid-19.\"Karena kalau harganya terus murah, bagaimana nasib kami para petani,\" ungkapnya. (Uji)

Tags :
Kategori :

Terkait