radartanggamus.co.id--Terkait gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) yang ramai menjadi pembicaraan,Dinas Kesehatan (Dinkes) Pringsewu langsung bergerak. Meski belum ada laporan terjadi di wilayah ini, Diskes Pringsewu telah menyampaikan edaran sebagai langkah pencegahan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). \" Alhamdulillah sampai hari ini belum ada laporan kasusnya,\" terang Kadinkes Pringsewu dr. Ulinoha. Dikatakannya pihaknya telah mengambil langkah menyusul adanya himbauan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia Terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA).\" Kita Telang mengambil langkah preventif dengan memberikan edaran/kepada seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP),\" tambahnya. Adapun isi surat tersebut dikatakan Dr. Ulinoha himbauan terkait penggunaan parasetamol sirup.\"Untuk sementara waktu penggunaan parasetamol syrup diganti dengan sediaan tablet / puyer parasetamol ,\" himbaunya. Terkait batas waktu himbauan penggunaannya menurut mantan direktur RSUD Pringsewu itu menunggu ketentuan lebih lanjut.\" Sampai ada informasi lebih lanjut dari kemenkes,\" pesannya. Untuk di ketahui Ikatan Dokter Anak Indonesia telah mengeluarkan himbauan terkait Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA). Dalam surat tertanggal 19 Oktober 2022 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ditanda tangani ketuanya dr. Piprim Basarah Yanuardi, Sp. A(K) dan sekertarisnya Dr. dr. Hikari Ambara Sjakti Sp.A(K) menyikapi perkembangan situasi hasil investigasi Kementerian Kesehatan RI dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Terkait penyebab Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA). Meningkatnya kasus GgGAPA secara cepat. Maka IDAI mengimbau bagi Tenaga Kesehatan dan Rumah Sakit . Tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kementerian Kesehatan dan BPOM. Bila memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi, atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak. Jika diperlukan, tenaga kesehatan dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi. Peresepan obat puyer monoterapi hanya boleh dilakukan oleh dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian. Tenaga kesehatan dihimbau untuk melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal GgGAPA baik di rawat inap maupun di rawat jalan. Rumah sakit meningkatkan kewaspadaan deteksi dini GgGAPA dan secara kolaboratif mempersiapkan penanganan kasus GgGAPA. Bagi Masyarakat Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM meminta masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap gejala GgGAPA seperti berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) secara mendadak. Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan risiko infeksi (kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dll).(Sag).
Sikapi GgGAPA, Dinkes Pringsewu Langsung Bergerak Cepat
Kamis 20-10-2022,12:29 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :