Bupati: Kemerdekaan Indonesia Tak Lepas Dari Peran Ulama

Senin 24-10-2022,08:55 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

SUMBEREJO--Ulama memiliki peranan penting dalam perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini disampaikan Bupati Tanggamus Hj Dewi Handajani saat apel santri dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2022 di Lapangan Margoyoso, Kecamatan Sumberejo, Sabtu (23/10). Bupati Tanggamus Hj Dewi Handajani yang dalam kesempatan tersebu menjadi inspektur upacara, menyampaikan amanat Ketua Umum PBNU, mengatakan bertepatan dengan peringatan 70 tahun resolusi jihad memberikan pengakuan peran penting perjuangan ulama dengan menjadikan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.Apresiasi ini disampaikan di Masjid Istiqlal yang dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tertanggal 15 Oktober2015. Penetapan dari Pemerintah Indonesia ini, lanjut Bunda Dewi, sebagai momentum untuk mengenang dan menghormati jasa perjuangan para pahlawan, seperti KH. Muhammad Hasyim Asy‘ari, KH. Ahmad Dahlan, H.O.S Cokroaminoto, Tengku Fakinah, Maria Josephine Walanda Maramis, dan masih banyak pahlawan Iainnya yang turut berjuang sejak zaman pra revolusi kemerdekaan. Merujuk sejarahnya, lahirnya Hari Santri Nasional bersumber pada fatwa KH. Muhammad Hasyim Asy\'ari. Sebelum fatwa itu lahir, para ulama pesantren Jawa-Madura menggelar rapat di Kantor PBNU Jalan Bubutan, Surabaya, tanggal 21-22 Oktober 1945. Dan menghasilkan dua keputusan yang berhasil menggerakkan rakyat melawan penjajahan; Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia, supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan dan agama dan negara Indonesia terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangannya. \"Lalu memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat \"sabilillah\" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia dan agama Islam. Kita kenal, fatwa atau keputusan itu dengan nama \"Resolusi Jihad\" selain itu, beberapa peristiwa yang membutuhkan perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan,\"kata Bupati. Meski demikian, Hari Santri tidak boleh dijadikan alasan oleh kelompok mana pun pada generasi saat ini untuk menuntut balas jasa, tidak oleh Nahdlatul Ulama ataupun pesantren. Kenapa? Karena yang berjasa mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia bukan generasi masa kini, bukan kita, melainkan para pahlawan agung dari Generasi 1945 lalu. \"Tugas generasi saat ini, meski tidak turut serta berjuang bertaruh nyawa untuk negara dan bangsa Indonesia, namun bisa mensyukuri kemerdekaan dan mengenang jasa para pahlawan dengan membulatkan tekad untuk meneladani perjuangan mereka, sesuai momentum yang dihadapi,\"terangnya. Momentum tahun 2022 ini bagi Indonesia adalah memimpin dunia lewat Presidensi G20. Kewajiban generasi inilah untuk mendukung penuh Pemerintah Indonesia dalam kancah global dan membangun Indonesia, Nahdhlatul Ulama memelopori R20, sebagai G20 Religion Forum, yang belum pernah ada sebelumnya. \"Dalam tiga tahun berturut-turut, G20 dipimpin oleh Indonesia yang mayoritas muslim, dilanjutkan India yang mayoritas Hindu, dan Brasil yang mayoritas Katolik. Dengan mensinergikan nilai-nilai yang dimiliki agama-agama, hal ini akan menjadi kekuatan penting yang masih relevan untuk menjawab tantangan zaman, bahkan 77 tahun, sejak Resolusi Jihad. Selain itu, perlu pula meneladani semangat cinta tanah air dengan terus memupuk rasa nasionalisme\"ajak Bupati Turut hadir dalam acara tersebut Anggota DPR RI dari PKB Siti Nurmayah, Wakil Bupati Tanggamus Hi. AM. Syafi\'i S. Ag, Forkompimda Tanggamus, Pimpinan dan Anggota DPRD Kab. Tanggamus, Ketua TP. PKK Sri Nilawati Safi\'i, OPD, Rois, Katib, Ketua dan Pengurus PCNU Tanggamus, Pimpinan Parpol dan Ormas se-Kabupaten Tanggamus, Ketua Muslimat NU Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Tanggamus, Ketua GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, PMII, ISNU, Pergunu Kabupaten Tanggamus; Para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh Pemuda. (iqb)

Tags :
Kategori :

Terkait