Namun saat menginjak usia 4 bulan, detak jantung dan nafas yang begitu cepat terasa.
"Apalagi saat sedang di gendong, tidak hanya itu cekungan dada mulai terlihat saat elshanum menarik nafas,"terangnya
Sebagai seorang ibu yang setiap hari merawat dan mengasuh dirinya merasa was was.
"Tidak wajar untuk seumuran Elshanum, nafas dan detak jantungnya begutu cepat.
Kondisi itu terus berlanjut, hingga Elshanum berumur 5 bulan.
"Saya memutuskan untuk memeriksa kondisinya ke dokter spesialis anak. Hasilnya Elshanum divonis mengalami kelainan jantung"lirihnya.
Mendengar vonis dari dokter seakan dunia hancur bagi orang tuanya.
Perasan sedih, kaget dan takut campur aduk menjadi satu.
Bagaimana mungkin anak sekecil ini mengalami kondisi yang begitu berat.
Namun menurut Meri, kondisi ini harus ia jalani bersama dengan sang suami.
"Kekhawatiran dengan biaya berobat menjadi salah satu ketakutan terbesar saya saat ini, karena untuk mencukupi kebutuhan sehari hari saja hanya mengandalkan gaji sebagai tenaga honor,"urainya.
Namum, larut dalam kesedihan tidak akan menyelesaikan masalah.
Ia dan sang suami saling menguatkan dan menerima takdir dari sang pencipta.
Dengan segala ikhtiar yang dilakukan akhirnya Elshanum dibawa ke Poli jantung dan pembuluh darah, Rumah Sakit Mitra Husada, Pringsewu.
Hasil pemeriksaan di RS Mitra Husada, menunjukkan ada lubang diantara bilik kanan dan bilik kiri di jantung Elshanum
Sebesar 13 mm dan tidak hanya itu letak jantungnya pun tidak berada di tempat yg semestinya.