RADARTANGGAMUS.CO.ID-- Dinas Pariwisata Kabupaten Tanggamus, Lampung terus giat mempromosikan kekayaan wisata yang ada di Bumi Begawi Jejama ini.
Salah satunya melalui kerajinan tangan, seperti gandulan kunci, makanan, sandal dan baju kaos tanggamus. Kepala Dinas Pariwisata Tanggamus Suyanto mengatakan,
keberadaan wisata yang ada di Tanggamus ini tepat untuk memberikan pemahaman ke masyarakat tentang menciptkan suatu makanan khas Tanggamus yang bisa dijual ke luar daerah.
"Dan kalaupun sekarang masyarakat sudah ada kerajinan tangan itu, namun sulit dalam penjualan kami siap membantu mempromosikannya,"katanya.
Menurutnya, melalui souvenir dan kerajinan tangan atau makanan yang dipromosikan ini akan lebih dikenal masyarakat hingga keluar daerah.
"Ini juga nantinya bisa menjadi salah satu mata pencaharian dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Tanggamus," ujarnya.
Selain itu, dengan tersedianya berbagai macam kerajinan tangan maka akan semakin menyenangkan para pengunjung karena disuguhkan berbagai pernak pernik menarik yang bisa dijadikan buah tangan selesai berkunjung di wilayah tanggamus.
"Yang jelas ada tanda mata yang bisa mereka bawa setelah berkunjung ke Tanggamus,"terangnya.
Mantan Camat Wonosobo ini melanjutkan, salah satu pemberdayaan masyarakat melalui kerajinan tangan ini, contohnya makanan peletekan ikan yang diolah dari ikan Tenggiri dan Kiter.
Bicara rasa sudah banyak yang mengakui kalau rasanya nikmat. Nah, makanan ini sedang di promosikan ke warga luar melalui bidang ekonomi dan kreatif.
"Alhamdullah banyak yang bilang makanan yang sedang kita promosikan ini rasanya enak, karena sudah banyak yang laku.
Selain itu, saya berharap semoga saja upaya kita dalam meningkatkan potensi wisata bisa terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan, baik masyarakat maupun pemerintahnya." Harapnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, pengembangan wisata ini juga tidak hanya condong ke pantai, namun Tanggamus ini juga banyak wisata yang tidak kalah menarik lainnya seperti Air Terjun dan Bendungan.
Nah, sekarang ini bagaimana masyarakat itu menciptakan wisata itu menjadi wah sehingga wisatawan bisa kerasan mengunjungi wisata tersebut.