Dari Keluarga Sederhana, Anak Pendamping PKH di Tanggamus Lulus Jadi Dokter di Fakultas Kedokteran Unila
--
''Sejak kecil saya bercita-cita bekerja di bidang kesehatan, khususnya dokter sebab menurut saya profesi di bidang kesehatan itu mulia karena tugasnya menolong orang," ujarnya.
Selama kuliah di Fakultas Kedokteran, Dyah tidak menyiakan kesempatan kuliah lewat beasiswa ini. Sebab bila waktu maksimal tanggungan beasiswa habis, ia harus menanggung biaya semester.
Dyah selalu membaca catatan kuliah dan buku yang direkomendasikan oleh dosen menjadi kewajibannya sehari-hari, selain berdiskusi dengan sesama teman di kampus.
''Biasanya saya belajar dini hari menjelang sholat shubuh agar lebih konsentrasi, berusaha belajar sungguh-sungguh supaya harapan orang tua agar saya jadi dokter terwujud,"ujarnya.
Selama menjalani kuliah, Ia juga sering membantu orang tuanya di saat pulang ke rumah. Ia tidak malu meski telah dikenal sebagai seorang calon Sarjana Kedokteran yang terkesan elit.
Dyah berhasil menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sangat memuaskan, yakni 3,58.
Sementara itu, Saimo yang kesehariannya sebagai Pendamping SDM PKH Kabupaten Tanggamus itu layak berbangga sang puteri meraih gelar sarjana kedokteran dari salah satu universitas ternama, tanpa harus banyak mengeluarkan biaya.
Menurut Saimo, Dyah adalah anak pertama dari dua saudara. Adiknya sedang menempuh pendidikan di MTsN 1 Tanggamus. Dyah sebelumnya merupakan lulusan SMAN 1 Kota Agung. Sebelum dilantik menjadi dokter, Dyah melaksanakan Koas di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandar (RSUDAM) Lampung.
"Dia selama sekolah baik saat SMA maupun kuliah juga tidak macam-macam dan tidak banyak meminta kepada orangtua. Karena tahu kalau orangtuanya tidak punya uang," lanjutnya.
"Alhamdulillah, ini anugerah bagi keluarga kami dan kami sekeluarga bangga bisa menyumbangkan seorang dokter pada Ibu Pertiwi,"tutup Saimo.
Menyumbangkan seorang dokter pada Ibu Pertiwi mungkin sebelumnya tak pernah dibayangkan Saimo dan keluarga. Namun dengan kemauan kuat aang anak dan dukungan keluarga membuktikan segala hal bisa terjadi atas kehendak Yang Maha Kuasa.
Sumber:
