10 WBP Rutan Kota Agung Yang Putus Sekolah, Belajar Perdana Program Kesetaraan

10 WBP Rutan Kota Agung Yang Putus Sekolah, Belajar Perdana Program Kesetaraan

10 WBP Rutan Kota Agung mengikuti proses pembelajaran program kesetaraan pendidikan. Program ini kerjasama antara Rutan Kota Agung dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanggamus. Foto Ist--

RADARTANGGAMUS.CO.ID--10 orang warga binaan pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Kota Agung  mengikuti pembelajaran program pendidikan kesetaraan, Rabu 10 Januari di Aula Rutan Kota Agung.

Program Pendidikan Kesetaraan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Rutan Kota Agung dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Tanggamus.

Kegiatan belajar mengajar program kesetaraan di Rutan Kota Agung itu diawali dengan pengenalan dan pengarahan peserta didik oleh Kasubsi Pelayanan Tahanan, J.M Prameswari, didampingi staf pembinaan dan dua orang tenaga pengajar dari Satuan Pengajar Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB) Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus Doyo Sujarno dan Robert Susanti.

Diungkapkan Prameswari,ke 10 orang WBP Rutan Kota Agung yang menjadi peserta program pendidikan kesetaraan itu berusia 17 tahun sampai 24 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan jenjang SD, SMP maupun SMA sederajat.

BACA JUGA:Alhamdulillah, 56 Tahanan di Rutan Kelas II B Kotaagung Sudah Bisa Baca Al-Qur'an

BACA JUGA:Rutan Kota Agung dan Disdik Tanggamus Jalin Kerjasama, WBP Putus Sekolah Bisa Ikut Program Kesetaraan

Menurut Prameswari, ke 10 peserta didik sudah secara resmi didaftarkan masuk dalam Aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik)  Kemendikbudristek.

"Jadi memang tahap awal, yang memenuhi syarat untuk ikut program pendidikan kesetaraan ini hanya 10 orang. Selain itu, dilihat juga dari masa pidana mereka,cukup atau tidak sampai dengan wisuda program kejar paket ini,"jelas Prameswari.

"Namun untuk tahun ajaran berikutnya kami akan asessment tahanan-tahanan baru yang memenuhi syarat untuk diikutsertakan pada program ini,"tambahnya.

Pada pertemuan perdana ini, Robert Susanti selaku pamong belajar menggali minat peserta didik dan fokus pada materi andragogi.(*)

 

Sumber: