Belum Ada Jembatan Terpaksa Gunakan Sampan
PEMATANGSAWA- Miris mungkin kalimat ini tepat menggambarkan kehidupan masyarakat di Pekon Karang Brak, Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus. Bagaimana tidak, setiap harinya anak-anak disana ketika berangkat dan pulang sekolah terpaksa harus menggunakan perahu kecil untuk menyebrangi sungai. Hal itu terpaksa dilakukan para pelajar lantaran sungai Palat yang menghubungkan dua dusun yakni Subur Aman dan Dusun Karang Brak serta jalan utama penghubung antara Pekon Tirom dan Karang Brak hingga kini belum dibangun jembatan secara permanen. Manto warga Pekon Karang Brak kepada Radar Tanggamus menuturkan, sungai Palat yang notebennya sebagai penghubung antar dusun dan pekon itu merupakan satu satunya akses pendidikan disana. Kebetulan SMPN 3 Pematangsawa berada di Pekon Karang Brak, karena belum dibangun jembatan siswa/siswi setiap harinya terpaksa menggunakan perahu kayu berukuran kecil yang diantarkan orang tuanya ketika berangkat dan pulang sekolah. \"Lebar sungai Palat ini sekitar 30 meter. Selain siswa dari Pekon Karang Berak siswa lain harus melewati sungai ketika brangkat sekolah,\"katanya, kemarin. Ia mengaku, penggunaan perahu sebagai armada menyebrangi sungai ini sebenarnya baru, sebelumnya masyarakat menggunakan rakit bambu. Tapi sejak rakit rusak kerena talinya putus maka perahulah yang mereka gunakan. \"Itupun bisa dilintasi ketika air sedang surut, kalau sungai sedang pasang atau sehabis hujan maka tidak bisa dilintasi sebab arus airnya deras,\"terang Manto. Kondisi ini kata Manto sebenarnya sangat disayangkan, sebab sudah berapa kali masyarakat mengusulkan agar sungai di bangun jembatan, tapi hingga saat ini belum juga direalisasikan. \"Berbagai cara sudah dilakukan, tidak hanya melalui Musrenbang tingkat Kecamatan tapi di usulkan langsung ke Dinas PU Tanggamus melalui proposal hampir setiap tahun di usulka namun tidak kunjung terealisasi,\"keluhnya. Sementara itu Kepala Pekon Karang Brak Mawardi membenarkan, akses utama masyarakat disana menuju SMP 3 Pematangsawa harus melintasi sungai dengan menggunakan perah. Mengingat sungai penghubung antar dusun itu hinga kini belum juga dibangun jembatan.\"Iya gak ada jalan lain selain sungai ini, anak anak gak bisa sekolah kalau gak nyebrang menggunakan perahu. Saya sudah mengusulkan ke Pemkab Tanggamus tapi sampai sekarang belum juga di respon,\"tutupnya. (Zep)
Sumber: