Beri Kuliah Umum, Ini Pesan Menkumham

Beri Kuliah Umum, Ini Pesan Menkumham

KOTAAGUNG—Seluruh petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kotaagung mengikuti kuliah umum bersama Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna H. Laoly ,Senin (1/4). Kegiatan yang diikuti melalui sambungan telekonferensi di Gedung Graha Seni Lapas dimulai sekira pukul 08.30 WIB. Sementara itu, kegiatan di Jakarta terpusat di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum dan HAM Gandul Cinere Depok Jawa Barat. Kuliah umum yang diselenggarakan serentak dalam rangka penguatan dan penanaman nilai-nilai kebangsaan ini dihadiri langsung oleh para pejabat dilingkungan Kemenkumham RI diantaranya 4 orang pimpinan tinggi madya, 10 orang staf ahli, staf khusus dan penasehat menteri dan 7 orang pimpinan tinggi pratama. Selain itu pegawai BPSDM, peserta Diklat PIM III, Peserta Diklat Perancang Undang-undang, Peserta Diklat PK Bapas,  peserta Arsiparis, Peserta Diksar CPNS, Mahasiswa dan Dosen STIHLitigasi, serta taruna tarunin Poltekip maupun Poltekim turut mengikuti kegiatan ini. Total sebanyak 2.400 peserta termasuk peserta telekonfensi dari 11 Unit Utama, 33 Kantor Wilayah dan 921 Unit Pelaksana Teknis yang mengikuti perkuliahan tampak khidmat menyimak materi. Kepala Lapas Kelas II B Kotaagung, Sohibur Rachman yang dihubungi secara terpisah menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan sisi positif dari berbagai perbedaan agar persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga. “Serta menumbuhkan semangat dan moralitas pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” katanya. Dalam pembukaan kuliahnya, Yasonna mengutip pernyataan Presiden Soekarno bahwa Indonesia bukan milik suatu golongan, agama, suku, maupun suatu adat istiadat tertentu. Akan tetapi milik semuanya dari sabang sampai merauke. Yasonna menegaskan bahwa  dengan segala latar belakang perbedaan yang ada, diharapkan kita semua menyadari bahwa bangsa Indonesia bisa ada saat ini karena perjuangan dan kemauan kuat untuk bersatu dari para pendahulu kita. “Oleh karenanya, berbagai macam tantangan internal dan eksternal yang bisa menyebabkan disintegrasi bangsa harus dihadapi bersama dengan jiwa gotong royong, tepo seliro serta musyawarah untuk mufakat,” ujar Yasonna. Yasonna juga meminta untuk  seluruh elemen pemuda lingkungan Kemenkumaham agar menjadi pelopor persatuan dan kesatuan bangsa. Menjaga dan merawat kebhinekaan atas dasar prinsip tolenransi agar tumbuh sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan-perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.(rls/ral)

Sumber: