Kakon : Banyak Korban Berjatuhan Akibat Jembatan Rusak
PUGUNG - Lebih dari empat tahun masyarakat di tiga Pekon di Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, didera masalah saat beraktivitas siang atau malam hari. Pasalnya, jembatan sepanjang 5 meter x 4 meter yang berada di Pekon Gading Tamansari penghubung Sukamulya itu kondisinya rusak parah. Kerusakan tersebut terhitung sejak tahun 2015 lalu. Menurut warga sekitar Samlawik mengaku, tiap pengguna jalan harus ekstra hati-hati ketika akan melewati panjang jembatan lima meteran itu. Tak ada beton atau batu yang menyangganya. Hanya tumpukan pohon kelapa yang mulai rapuh. Bahkan di antaranya sudah ada yang jebol dan jalanan pun mengangga terlihat sungai kecil di bawahnya. \"Pohon kelapa inipun hasil swadaya masyarakat. Ini dilakukan supaya aktifitas kendaraan roda empat tidak terhambat, mengingat jembatan permanen yang sebelumnya ada sudah rusak,\"katanya. Menurutnya, selama ini masyarakat sekitar hanya bisa memperbaiki seadanya, dan pohon kelapa menjadi andalannya. \"Kami swadaya perbaikinya. Berkali-kali mengajukan perbaikan ke Pemkab Tanggamus tapi tak ada realisasi,\" ujarnya. Sementara itu Kepala Pekon Gading Hendri Wirawan membenarkan kondisi jembatan darurat yang terbuat dari belahan kelapa itu kondisinya mulai lapuk. Ini menyusul karena banyaknya kendaraan yang setiap hari melintas.\"Ini jalan termasuk jalan aktif, wajar kalau lantai jembatan darurat sudah mulai lapuk karena usianya sudah tahunan,\"jelasnya. Hendri mengatakan, sudah banyak korban berjatuhan akibat jembatan rusak itu, pihaknya pernah mendapat kesempatan memperbaiki dari Dana Gerbang Desa provinsi. Tapi pemkab membatalkannya tanpa alasan yang jelas. Sementara dalam memperbaiki atau membangun jembatan itu dengan menggunakan dana desa tidak bisa, karena jalan tersebut milik kabupaten. \"Bukan gak bisa, bisa kita gunakan dana desa membangunnya tapikan ini jalan kabupaten, jadi kita bisa salah,\"kata dia. Lebih jauh ia menjelaskan, setiap harinya ada sekitar 15 truk pengangkut hasil pertanian melintasi jalan ini, belum lagi pengguna jalan lainnya. Kalau jembatan ini hancur, urat nadi satu-satunya pekon itu terputus. \"Ya bisa dikatakan ini akses jalan satu satunya yang diandalkan masyarakat, mangkanya yang rusak tetap kami perbaiki meski harus menggunakan swadaya masyarakat,\"tutupnya. (Zep)
Sumber: