Februari ini Diskes Gelar ORI Difteri Tahap II
KOTAAGUNG - Dinas Kesehatan (Diskes) Tanggamus kembali akan melakukan outbreaks respon immunization (ORI) Difteri tahap dua di Pekon Rejosari, Kecamatan Ulu Belu. Waktunya sendiri direncanakan pada 24 Februari mendatang. Kepala Diskes Tanggamus, Sukisno melalui Kasi Surveillance dan Imunisasi, Bambang Suutejo menyampaikan ORI kedua adalah lanjutkan, sebab untuk difteri harus tiga kali imunisasi. \"ORI kedua berjarak satu bulan dari pelaksanaan pertama, maka dijadwalkan lagi 24 Februari sebab yang pertama 24 Januari\" kata, Bambang Sutejo, Kamis (1/2) Ia menambahkan, pelaksanaan ORI difteri di Tanggamus sebagai penanganan kasus kejadian luar biasa (KLB). Sebab di Tanggamus ditemukan satu suspect tepatnya di Pekon Rejosari, Ulu Belu. Kategori ORI di Tanggamus adalah ORI lokal yakni hanya di lokasi ditemukannya suspect. Sasarannya tetap warga berusia satu sampai 19 tahun, dan pada usia dewas diatas 19 tahun tidak diimunisasi. \"Sebelumnya memang ada lebih dari 750 warga diimunisasi, gabungan usia 1-19 tahun ditambah dewasa, Jika nanti dewasa tidak dapat maka diestimasikan 600an warga, atau lebih sedikit. Untuk usia dewasa memang hanya sekali, kemudian bisa, dilakukan pada 10 tahun berikutnya,\"ujarnya. Sedangkan bagi usia 1-19 tahun, lanjutnya ORI harus tiga kali dengan jarak imunisasi pertama, lalu sebulan kemudian imunisasi kedua, dan imunisasi ketiga pada enam bulan berikutnya atau sekitar 24 Agustus. Diakuinya ORI difteri pertama lalu berhasil sebab tercapai seluruh sasaran, bahkan melebihi target. Sebab sudah disiapkan sebelumnya sudah ada sosialisasi, gladi, bahkan sweeping kepergian atau perhitungan jika ada warga yang sakit. Dengan demikian pada hari pelaksanaan semua bisa diimunisasi. \"Pelaksanaan kedua nantinya akan dilakukan hal yang sama, supaya seluruh sasaran dapat imunisasi. Apabila ada yang sakit atau sedang pergi pada nanti 24 Februari maka yang bersangkutan bisa diimunisasi susulan sendiri di Puskesmas Ngarip, Ulu Belu,\"terangnya. Hingga sampai saat ini menurutnya, tidak ada laporan dampak imunisasi pertama pada 24 Januari 2018 lalu. Dampak kejang-kejang atau panas tinggi sendiri menurutnya wajar jika telah diberi vaksin dan akan menimbulkan reaksi.\"Diskes Tanggamus sendiri sudah siapkan kelompok kerja (pokja) penanganan dampak imunisasi ulang apabila timbul efek samping dari imunisasi. Hal itu disusun dalam langkah kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang ditangani dokter anak,\"tandasnya. (iqb)
Sumber: