Ketua DPRD Tanggamus Minta Persoalan Jembatan Diselesaikan Melalui Musyawarah

Ketua DPRD Tanggamus Minta Persoalan Jembatan Diselesaikan Melalui Musyawarah

KOTAAGUNG—Kisruhnya persoalan lahan di lokasi pembangunan jembatan Waytebu II hingga berujung laporan polisi dan dihentikannya sementara pembangunan mendapat perhatian serius kalangan DPRD Tanggamus. Ketua DPRD Tanggamus Heri Agus Setiawan menilai agar persoalan tersebut sebaiknya diselesaikan melalui jalan musyawarah. Hal itu lantaran disatu sisi pemerintah melaksanakan pembangunan jembatan itu berdasarkan usulan masyarakat yang disampaikan dalam forum musrenbang dalam beberapa tahun selalu disampaikan, kemudian disatu sisi lagi warga pemilik lahan juga berhak atas tanah yang dimilikinya. \"Jika dilakukan pembicaraan dengan melibatkan BPN dan aparat terkait guna mengetahui kejelasan hak kepemilikan atas tanah tersebut berdasarkan sertifikat dan ketentuan garis sepadan sungai, kami yakin dapat ditemukan jalan keluar yang memenuhi rasa keadilan dan tentunya berdampak positif untuk kepentingan bersama, \"kata Heri, kemarin (29/7) Sementara Anggota Komisi III DPRD Tanggamus Amrusi Sanusi juga menyesalkan adanya kisruh hingga proses pembangunan menjadi terhambat. Menurut dia, pembangunan jembatan Waytebu memang sudah diidamkan masyarakat sudah sejak lama.\" Saya sudah turun kemarin kelokasi, mayoritas warga ingin agar jembatan dilanjutkan pembangunannya. Menurut saya ada baiknya persoalan ini diselesaikan secara musyawarah, sehingga sama-sama tidak ada yang dirugikan,\" ujar politisi PDIP ini. Dilanjutkan Amrusi bahwa komisi III dalam waktu dekat akan turun kelokasi pembangunan jembatan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya. \"Kita sudah ada rencana turun cuma kemarin sampai hari ini kan rekan dewan masih sibuk pembahasan APBD 2020. Sesudah pembahasan komisi III bakal turun,\" pungkas Amrusi. Dibagian lain, warga Kecamatan Pugung terus menggulirkan dukungan agar diteruskannya pembangunan jembatan Way Tebu II .Sebab jembatan penghubung Pekon Way Pring menuju sejumlah Pekon yakni Banjarnegeri dan Pekon Ciherang Kecamatan Gunung Alip maupun sebaliknya, sangat dibutuhkan ribuan warga setempat. Pasalnya, selain untuk kelancaran arus lalu lintas masyarakat, pulang pergi sekolah, menjual hasil bumi dan sebagainya jembatan itu juga merupakan kebanggan warga atas perhatian pemerintah yang peduli warga. Namun harapan memiliki jembatan itu, warga harus kembali bersabar setelah adanya penghentian oleh salah satu pihak yang merasa dirugikan dan melaporkan kepada kepolisian atas dasar penyerobotan. Kini, warga terus meminta, mencari dukungan semua pihak agar jembatan segera selesai terealisasi. Bahkan jika saja sengketa itu dapat diselesaikan segera, mereka siap bayar dengan iuran. Tentu itu buka isapan jempol semata, sebab di lokasi pembangunan jembatan Way Pring 2, telah terpampang spanduk ucapan terima kasih warga kepada Pemerintah. Tak hanya itu, baliho dukungan berisi ratusan tanda tangan yang dibubuhkan warga masyarakat juga terpampang disisi jembatan. Adapun baliho tersebut berisi \"Kami warga masyarakat Pekon Way Pring Kecamatan Pugung dan Pekon Banjar Negeri Kecamatan Gunung Alip Sangat Mendukung Pelaksanaan Pengerjaan Jembatan Way Tebu Karena Ini Merupakan Akses Utama Kami untuk Kebutuhan Pendidikan/Pengajian serta Mengeluarkan Hasil Panen,\". Menurut keterangan warga yang berada di lokasi pemasangan Baliho tersebut Samsuri dan Subroto warga Way Pring yang juga ditemani warga Pekon Banjar Negeri Gunung Alip Ambari mengatakan, benar mereka yang memasang spanduk dan baliho tersebut. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian masyarakat yang dikuatkan dengan ratusan tanda tangan yang mereka himpun dari ratusan masyarakat Pekon Way Pring dan Pekon Banjar Negeri. \"Kami ini murni tanpa bayaran, hanya demi ingin dilanjutkannya pembangunan jembatan itu,\" beber Samsuri yang diamini kedua rekannya, Minggu (28/7/19). Kesempatan itu juga, mereka berharap pemangku kepentingan dan pihak terkait dapat mempertimbangkan kemaslahatan warga sebagai pengguna jembatan nantinya, yakni warga Pekon Way Pring, warga Pekon Banjar Negeri atau masyarakat umum lainnya. \"Mohon pertimbangkan para pejuang yang telah memperjuangkan pembangunan jembatan ini. Sekali lagi harapan kami, untuk diteruskannya pembangunan jembatan dan laporan kepada para pejuang-pejuang dapat dipertimbangkan, kalau bisa dibatalkan,\" harapnya.(ral)

Sumber: