Pemkab cabut Status Tanggap Darurat

Pemkab cabut Status Tanggap Darurat

KOTAAGUNG—Pemkab Tanggamus mencabut status tanggap darurat bencana di Kelumbayan dan Kelumbayan Barat pasca diterjang banjir bandang pada kamis (26/10) lalu. Kepala Pelaksana Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus, Romas Yadi mengatakan bahwa saat ini sudah masuk pasca bencana berupa rehabilitasi kerusakan akibat bencana. \"Kami sekarang ini sedang usulkan dana siap pakai (DSP) ke pusat untuk rehabilitasi di sana, kalau pakai DSP daerah jumlahnya sangat terbatas, dan untuk berjaga-jaga,\" katanya kemarin (13/11). Ia mengaku rehabilitasi diarahkan pada perbaikan jembatan di lingkungan Pekon Pengandingan, jalan yang tergerus air di tepi sungai Way Napal, dan normalisasi sungai beberapa titik sepanjang Way Napal. Sebab dikhawatirkan bisa menimbulkan banjir susulan. Namun semua itu sifatnya darurat bukan permanen. \"Itu sesuai tugas kami saja, kalau membenahi secara permanen dengan beronjong dan sebagainga itu tugas Dinas PUPR,\" ujar Romas. Ia mengaku pencabutan status tanggap darurat bencana juga di lihat kondisi di lapangan. Sebab satu pekan setelah kejadian aktifitas masyarakat sudah normal. Maka sejak itu tim BPBD ditarik, selanjutnya tinggal penanganan pasca bencana. \"Setelah aktifitas di sana sudah pulih kami tarik tim, tapi tetap dipantau, dan hasilnya masyarakat terus membaik maka status darurat bencana dicabut,\" terang Romas. Meski status darurat bencana sudah dicabut namun BPBD Tanggamus masih akan menyalurkan bantuan ke masyarakat Kelumbayan. Sebab ada donasi bantuan yang masuk dan sekarang ditampung sementara di BPBD. Bantuan yang masuk beberapa waktu lalu berupa pakaian layak pakai dan mie instan. \"Bantuan akan kami salurkan ke sana sebab donasi yang masuk diperuntukkan ke sana, dan juga dikhawatirkan bantuan dapat kadaluarsa,\" kata Romas. Untuk bantuan bagi rumah warga, ia mengaku akan diadakan bagi warga yang rumahnya rusak total dan rusak berat. Namun untuk berada nilainya masih dibahas bersama Wakil Bupati Samsul Hadi. Lantas terkait ancaman bencana seiring musim hujan ini, ia meminta masyarakat waspada, khususnya yang tinggal dekat dengan sungai. Apabila dilihat sudah mengancam maka segera evakuasi jangan tunggu sampai ada banjir. \"Kalau banjir biasanya terjadi di daerah pemukiman, maka sebaiknya masyarakat selalu mengawasi ketinggian air sungai,\" sebut Romas. Selanjutnya untuk longsor, masyarakat juga harus waspada, perhatikan dataran yang lebih tinggi sekitarnya. Apabila kondisinya minim pepohonan maka bersiap-siap evakuasi. \"Kalau longsor umumnya melanda jalan, ini juga harus waspada dan perhatian kondisi sekitar jalan khususnya saat melintasi waktu hujan,\" kata Romas. Ia menambahkan, bencana alam yang selama ini terjadi sebenarnya akibat ulah manusia itu sendiri. Maka jangan lakukan pengrusakan lingkungan dan jangan angap remeh kerusakan yang sudah ada sebab itu bisa jadi ancaman bencana. \"Kemudian waspada juga, apabila hujan terus-menerus lebih dari tiga jam, sebab bisa saja itu menimbulkan bencana,\" ujar Romas. Sementara itu Dinas Kesehatan (Diskes) Tanggamus mengaku tidak ada warga terkena sakit berat selama masa darurat bencana di Kelumbayan dan Kelumbayan Barat. Pasca banjir warga di sana umumnya hanya gatal-gatal, kram akibat terendam air, flu, dan maag. Kalau sakit berat tidak ada, hanya sakit ringan dan biasa terjadi saat banjir. Kalau luka juga cuma sebatas lecet karena mengamankan barangnya masing-masing,\" terang Basri, Kabid Pelayanan Kesehatan. Selama masa tanggap darurat bencana, Diskes Tanggamus mendirikan tiga posko kesehatan ditambah tim mobile dan layanan puskesmas yang tetap buka. Dan sampai akhir masa darurat bencana kondisi kesehatan masyarakat masih termasuk terjaga. Diskes juga langsung sebarkan kaporit pada sumur-sumur warga untuk cegah diare dan memulihkan kualitas air sumur menjadi baik pasca terendam banjir.(iqb)

Sumber: