PHBI Pringsewu ajak Jamaah Teladani Nabi Ibrahim 

PHBI Pringsewu ajak Jamaah Teladani Nabi Ibrahim 

PRINGSEWU  - Hari ini, tepat tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam di seluruh dunia melaksanakan sunnah Rasulullah Saw., mengerjakan salat Id dan Kurban. Hal ini memiliki dua dimensi sekaligus, yakni bentuk pelaksanaan ibadah dan peringatan suatu peristiwa sejarah.  \"Di dalam suatu riwayat, diceritakan bahwa peristiwa itu bermula dari kehendak Allah untuk menguji hamba-Nya, Nabi Ibrahim a.s. dan keluarganya. Peristiwa tersebut, sebagaimana dilukiskan dalam Al-Qur\'an, surat ash-Shaffat, ayat 99-111, \"Ungkap KH.  Agus Kholik dalam menyampaikan khutbah shalat Idul Adha 1440 Hijriah yang digelar Panitia Hari Besar Islam (PHBI)  kecamatan Pringsewu  di halaman pendopo Pringsewu,  Minggu (11/8).  Pelaksanaan sholat Idul Adha dengan imam Ustad Iswadi Idris S.Pd.I yang dihadiri Camat Pringsewu Drs. Nang Abidin Hasan,  Ketua PHBI kecamatan Pringsewu, KH.  Yanwar  Ratnoto,  Pengurus PHBI kabupaten Pringsewu,  Alex Sarwono HS. S. Pd. diikuti ratusan jamaah warga setempat dan jajaran uspika kecamatan Pringsewu.   KH.  Agus Kholik mengajak kepada segenap hadirin jamaah Idul Adha yang berbahagia, dengan tanpa henti berusaha untuk meningkatkan kualitas ketakwaannya.  \" Sehingga kita lebih memperhatikan apa saja yang diperintahkan oleh Allah untuk dilaksanakan, dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan marilah berusaha agar setiap perilaku dan sikap kita sesuai dengan ajaran Islam, sehingga kian kedepan semakin dekat kepada Allah Swt, \"Pesannya. Lanjut KH. Agus Kholik, Peristiwa besar itu dengan lengkap difirmankan oleh Allah Ta\'ala, dan diberitakan sampai kepada seluruh umat Islam, dimana rentang waktu antara masa Nabi Ibrahim dengan masa Rasulullah Saw. adalah sangat panjang berabad-abad. \"Ini semua menunjukkan bahwa peristiwa tersebut memiliki makna yang sangat dalam sebagai teladan dan pelajaran bagi kita semua, \" Kata dia.  Di dalam riwayat diceritakan KH. Agus Kholik, bahwa dalam rangka melaksanakan perintah itu, Iblis sangat giat mengganggu dan berusaha keras untuk menggagalkannya. Usaha Iblis itu dilakukan dengan berbagai cara, satu persatu diganggu dan dibujuk dengan berbagai dalih rasional. Mulai Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, kemudian Ibu Nabi Ismail yaitu Siti Hajar.  \"Namun kepasrahan dan tawakkal yang mantap kepada Allah,membuat mereka sabar dan sanggup mengatasi segala rintangan dan godaan. Maka nilai penting yang dapat kita petik dari peristiwa tersebut adalah ketabahan Keluarga Nabi lbrahim di dalam menghadapi ujian dari Allah Swt. Sebab, sesungguhnya tiada sesuatu pun menimpa menusia kecuali atas izin Allah sesuai Firman Nya di dalam Al-Qur\'an QS. Al-Hadid: 22-23, \" Terang dia.  Dijelaskan  dia, Masing-masing anggota keluarga, yakni Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail memiliki kesatuan orientasi di dalam kehidupan nereka, yakni pengabdian kepada Allah Yang Maha Bijaksana. \"Hal tersebut perlu diteladani dan kita camkan bersama, sebab di dalam kehidupan keluarga sangat dibutuhkan adanya kesatuan orientasi. Kesamaan yang ditunjukkan oleh keluarga Ibrahim a.s. dicapai dengan musyawarah dan keterbukaan masing-masing anggota keluarga, \" Ucap KH. Agus Kholik.  Ditambahkan KH. Agus Kholik,  Hal kedua yang patut kita dipetik dari peristiwa bersejarah itu adalah kesediaan untuk berkurban demi meraih ridha Allah tentu dapat merasakan bahwa penyembelihan itu merupakan sebuah pengorbanan besar. \"Seorang putra tercinta diperintahkan untuk disembelih, walau pun hingga pada akhirnya diganti dengan seekor domba oleh Allah. Hal ini dilakukan karena keyakinan yang mantap bahwa mencapai ridha Allah Ta\'ala justru lebih berharga dari apa pun selainnya. Maka perintah itu tetap dilaksanakan dengan penuh keikhlasan sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur\'an QS. Al-Bayyinan: 5,\" Ujarnya.  Dikatakan KH. Agus Kholik ,  ada pun hal ketiga yang patut diambil sebagai teladan dalam kecintaan Nabi Ibrahim dan keluarga kepada Allah Swt yang melebihi segala-galanya. \"Perintah Allah dilaksanakan dengan penuh rasa cinta kepada-Nya. Jangan sampai kecintaan kepada keluarga yang diletakkan pada urutan pertama, lalu rela meninggalkan ajaran Allah, demi kecintaan kepada keluarga. Apa yang dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim a.s ini harus menjadi teladan bagi kita semua, untuk selanjutnya kita amalkan dalam Al Quran (QS.Al-Baqarah: 165), \"pungkasnya. (Mul) 

Sumber: