PUPR Tanggamus : Sementara Belum Ada Pembenahan Way Semaka

PUPR Tanggamus : Sementara Belum Ada Pembenahan Way Semaka

SEMAKA - Pemukiman warga di Pekon Sripurnomo, Kecamatan Semaka, terancam. Pasalnya, bibir sungai setiap hari terkikis dan terus mendekati rumah warga. Hal itu akibat tidak adanya bronjong serta kondisi sungai Way Semaka yang sudah dangkal. Menanggapi hal itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Tanggamus mengaku belum bisa berbuat banyak. Sebab, pada tahun ini belum ada paket kegiatan untuk pembenahan sungai Way Semaka, termasuk di Pekon Sripurnomo, Kecamatan Semaka. \"Sepertinya belum ada kegiatan pembangunan di Way Semaka pada tahun ini,\" kata Kabid Bina Program Dwi Novi mewakili Kepala Dinas PUPR Tanggamus Riswanda Djunaidi. Menurutnya,pembenahan sungai Way Semaka seperti halnya pembangunan tanggul permanen atau normalisasi itu merupakan wewenang Pemerintah Provinsi Lampung. Sejauh ini, lanjut dia, Dinas PUPR sudah mengajukan pembenahan sungai tersebut ke Pemprov Lampung, namun sayangnya hingga saat ini belum membuahkan hasil. \"Itu wewenang provinsi. Dan kita juga sudah tiap tahun mengajukanya ke provinsi, tapi sayangnya belum terealisasi,\" ungkapnya. \"Nah, kalau untuk penanganan darurat seperti halnya pembangunan tanggul darurat itu adalah wewenang BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),\" jelasnya. Terkait penanganan darurat di Sungai Way Semaka tepatnya di Pekon Sripurnomo itu BPBD Tanggamus belum menanggapinya. Sebab, Kepala Bidang Kedarurat Tanggamus Adi Nugroho belum berhasil dikonfirmasi, lantaran nomornya ponsel yang biasa digunakanya saat dihubungi sedang dalam keadaan tidak aktif, begitupun dengan pesan Whatsapp yang dikirm belum juga dibalasnya. Diberitakan sebelumnya, pemukiman warga di Pekon Sripurnomo Kecamatan Semaka kian terancam. Bagaimana tidak, sebab tanah di bibir sungai Way Semaka terus terkikis dan saat ini sudah mendekati pemukiman warga. Tokoh masyarakat Pekon Sripurnomo Mat Mihzar mengatakan, sejauh ini sudah tercatat tiga rumah di Pekon Sripurnomo yang dipindahkan ke tempat aman. Karena sebelumnya lahan rumah warga itu sudah habis tergerus air sungai. \"Sudah tiga rumah yang dibongkar dan dipindahkan ke seberang jalan, agar lebih aman. Sekarang bekas lahan rumah warga itu sudah jadi aliran sungai,\" kata Mat Mihzar, kepada Radar Tanggamus, Jumat (9/7). Menurutnya, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sudah puluhan meter tanah dibibir sungai yang terkikis. Hal itu karena tidak adanya tanggul permanen atau bronjong. \"Dari dulu sampai sekarang di Sungai Way Semaka ini memang nggak pernah ada bronjong. Jadi tanahnya terus terkikis, dalam tiga tahun terakhir ini saja sudah sekitar 60 meter ketebalan tanah yang habis tergerus air sungai,\" ujar Mat Mihzar. Menurutnya, saat ini jarak sungai dengan perkampungan warga hanya tersisa lebih kurang sekitar lima meter. Kondisi tersebut membuat warga yang tinggal di sekitar sungai khawatir. Terlebih, saat ini tanah disisi sungai pada bagian bawahnya sudah gerong atau berongga karena terkikis. Sehingga dikhawatirkan jika musim hujan dan terjadi banjir nanti tanah tersebut akan amblas sekaligus. \"Sekarang ini sudah ada dapur warga yang sangat mepet dan hampir sejajar dengan aliran air sungai. Nah, takutnya kalau banjir nanti tanggul itu amblas, dan rumah warga juga bakal hanyut,\" ungkapnya. Disamping kondisi tanggul yang sudah terkikis, ia juga menjelaskan, bahwa aliran air sungai Way Semaka juga sudah terbagi menjadi dua. Satu jalur pada posisi semula ke arah hilir dan yang satu lagi ke arah pemukiman warga. \"Sungainya sudah dangkal. Jadi di tengah-tengah sungai itu ada sedimen yang berbentuk sebuah pulau sehingga aliran air sungai terbelah jadi dua,\" ungkapnya. Ia berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus bisa segera melakukan langkah tanggap darurat, dengan menurunkan alat berat dan membuat tanggul darurat. Pasalnya, kondisinya saat ini benar-benar genting. \"Kalau dibiarkan kampung kami bisa jadi tempat aliran air sungai. Untuk itu kami sangat berharap agar pemerintah daerah bisa segera melakukan langkah tanggap darurat. Selagi debit air masih kecil,\" ungkapnya. Sementara itu, aparatur Pekon Sripurnomo, Muslihin mengamini kondisi sungai Way Semaka kian memprihatinkan. Ia mengaku sudah mengajukan proposal ke Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus agar dilakukan penanganan darurat. \"Sudah kita ajukan proposal ke dinas terkait. Panjang tanggul yang kita ajukan sekitar 250 meter, sekarang masih nunggu terealisasi, mudah-mudahan secepatnya, mumpung air lagi surut,\" katanya. Ia juga mengaku, bahwa saat ini aparatur dan masyarakat Pekon Sripurnomo sedang bahu membahu bergotong royong membuat tanggul darurat, agar aliran air bisa kembali seperti semula. \"Warga disini juga lagi gotong-royong bikin tanggul darurat dari tumpukan karung berisi krokos, untuk meminimalisir penggerusan tanah yang dekat pemukiman warga, sambil menunggu realisasi penanggulangan darurat dari pemerintah,\" katanya, seraya mengatakan bahwa tanggul tersebut tidak akan bertahan lama karena jika debit air sungai kembali besar maka tanggul darurat dipastikan akan jebol. (Uji)

Sumber: