Tim BKSDA Kembali Pasang Perangkap Buaya
WONOSOBO—Tim Seksi Konservasi Wilayah III Lampung Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung-Bengkulu memasang perangkap buaya di Sungai Way Semaka tepatnya di Pekon Banjarsari Kecamatan Wonosobo.Pemasagan perangkap ini menyusul kembali timbulnya korban lantaran diserang buaya muara saat sedang beraktivitas disungai 30 Maret lalu. Dalam pemasangan perangkap ini, BKSDA Bengkulu-Lampung berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Tanggamus, Polsek Wonosobo dan pemerintah Pekon Banjarsari. “Tim BKSDA sudah turun untuk melakukan indentifikasi potensi keberadaan buaya muara yang paling sering muncul di Way Semaka setelah itu dilakukan pemasangan perangkap,” ujar Sekretaris Dinas LH Tanggamus Kemas Amin Yusfi, Rabu (1/4). Sementara Ketua Tim Penaggulangan Konflik SKW III Lampung BKSDA Lampung- Bengkulu Rusmaidi mengatakan, bahwa untuk teknik penangakapan masih seperti awal dulu dimana, perangkap dipasang ditempat buaya sering terlihat . Didalam perangkap ditaruh daging ayam sebagai umpan. “Malam ini rencananya tim akan menelusuri sepanjang Waykunyit, perangkap dipasang dilokasi dimana buaya sering terlihat. Semoga kali ini buaya tersebut bisa segera tertangkap,” ujar Rusmaidi mewakili Kepala SKW III Lampung BKSDA Hifzon Zawahiri,” ujarnya. Dilanjutkan Rusmaidi bahwa pihaknya bersama Dinas LH, Polsek Wonosobo dan aparat Pekon Banjarsari sudah memberikan sosialisasi kepada warga untuk sementara waktu tidak beraktivitas di sungai. “Untuk pemantauan perangkap kami dibantu oleh warga sekitar dan Kepala Pekon Banjarsari Gunarti,” ucapnya. Terpisah, Camat Wonosobo Edy Fahrurozi minta masyarakat di sepanjang sungai Way Semaka untuk sementara tidak beraktivitas disungai demi menghindari serangan buaya. Menurut Edy, hal ini menyikapi dua kasus serangan yang dialami oleh Suwarni dan Mulyani, warga Pekon Banjar Sari, Kecamatan Wonosobo. Keduanya diserang dua hari berturut-turut pada Senin dan Selasa (30-31/3) saat mencuci pakaian. \"Sebenarnya imbauan yang dulu belum kami cabut, itu sama saja masih berlaku. Dan sekarang dari serangan kemarin ini, kami minta jangan lagi beraktivitas di sungai sejak sekarang sampai seterusnya,\" ujar Edy. Ia mengaku, perintah ini sudah disampaikan ke para kepala pekon agar diteruskan ke masyarakat melalui masjid, musala atau bertemu langsung dengan warganya. Diakui akhir-akhir ini perilaku masyarakat memang sering memanfaatkan sungai lagi untuk mandi dan cuci. Mereka berpendapat sekarang kondisi sudah aman dibanding beberapa bulan lalu. Namun yang terjadi justru tidak begitu, buaya masih ada, tidak seluruhnya kembali ke muara sungai. Sebab dasarnya sungai Way Semaka memang habitat bagi buaya. \"Jadi kita sebagai manusia ya mengalah saja, berbagi ruang, tidak usah ke sungai lagi. Sebab sungai itu tempat untuk buaya,\" jelas Edy. Ia minta, mulai saat ini masyarakat juga harus biasakan mandi, cuci dan buang air di sumur atau tempat sanitasi di rumahnya masing-masing. Jangan mengandalkan sungai demi keselamatan mereka juga. \"Jadi sekarang kami minta gunakan sumur masing-masing. Perilaku selama ini memanfaakan sungai harus ditinggalkan,\" pungkas Edy.(ral)
Sumber: