Buntut Keluhan Pasien, Komisi IV Ajak Hearing RSUD Pringsewu
PRINGSEWU - Komisi IV DPRD kabupaten Pringsewu menjadwalkan hearing bersama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pringsewu pada, Rabu (15/4/20). Hal ini menindaklanjuti keluhan warga terhadap pelayanan di RSUD Pringsewu yang sangat memperhatinkan. \"Berkaitan pelayanan sudah berkali-kali kami sampaikan bagamana mau bicara PAD dan naik kelas rumah sakit kita. Kalau cara pelayanan yang sangat memprihatinkan dokter jaga kurang disiplin sering tidak ada. Bahkan, dokter praktek datang sering terlambat yang melayani hanya para Tenaga kerja sukarela paramedis,\" ungkap Ketua Komisi IV DPRD Pringsewu, Suryo Cahyono kepada Radar Tanggamus menanggapi terkait adanya keluhan pelayanan di RSUD Pringsewu, Selasa (14/4/20). Menurut Suryo, bahwa Komisi IV DPRD Pringsewu sudah menjadwalkan agenda hearing dengan RSUD Pringsewu pada, Rabu (14/4/20). \"Maka rencana ini salah satu bagian yang Besok (hari ini\'red) akan kita hearing kan dengan memanggil RSUD. Karena, RSUD yang seharusnya menjadi rujukan dan kebanggaan masyarakat Pringsewu implementasi nya berulang ulang dan berkali kali masalah hanya pelayanan, \" Tegas dia. Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan kabupaten Pringsewu, Imanda mengatakan berkaitan adanya keluhan pelayanan di RSUD Pringsewu akan ditindaklanjuti lanjuti dengan memerintah tim dari Dinas Kesehatan kabupaten Pringsewu. \"Kami tetap berkewajiban membina, mengevaluasi rutin kinerja teman-teman di RSUD sudah menjadi catatannya, \" Kata dia. Untuk diketahui seperti diberitakan sebelumnya, Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pringsewu dikeluhkan keluarga pasien. Hal ini seperti dialami balita ERM berumur 17 Bulan warga pekon Podorejo, kecamatan Pringsewu yang mendapatkan pelayanan buruk di RSUD Pringsewu. Menurut cerita Manalu orang tua ERM, bahwa anaknya dibawa ke UGD RSUD Pringsewu sekitar pukul 07.00 WIB,Sabtu (11/4/2020) lalu. Karena mengalami panas, batuk, muntah sejak tiga hari belakangan ini. \"Sampai dirumah sakit, anak saya dipasang infus,lalu dipindahkan ke ruangan kelas 1 Alamanda. Namun sekitar pukul 10.15 WIB tangan anak saya bengkak dan ternyata infus tidak masuk,\" ungkapnya kepada Radar Tanggamus, Senin (13/4/20). Melihat kondisi infus yang demikian Lanjut Manalu, memberitahu hal tersebut kepada petugas perawat yang ada, lalu petugas mencopot infus. \"Setelah itu saya disuruh ke apotek untuk mengambil peralatan infus untuk yang kedua kalinya. Namun pemasangan infus untuk yang kedua kalinya tetap tidak berhasil dan akhirnya saya sarankan untuk dicopot saja, \"Ujar Manalu. Ia juga menyesalkan dengan salah satu petugas medis yang bertugas pengambilan darah guna kepentingan uji lab, sampai dua kali tidak berhasil. \" Setelah itu saya mencoba komunikasi dengan pihak medis untuk mencari solusi. tapi tidak ada jawaban yang pasti. Sehingga akhirnya saya putuskan untuk membawa anak saya pulang sekitar pukul 15.00 WIB. Bahkan, satu lagi yang membuat saya heran, makanan untuk pasien juga tidak diantar\" ujar Manalu. (Mul)
Sumber: