Pemkab Tak Punya Dana Beli Alat Berat

Pemkab Tak Punya Dana Beli Alat Berat

KOTAAGUNG - Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Tanggamus mengaku tidak memiliki cukup dana untuk membeli alat berat yang diperuntukan bagi tempat pembuangan akhir (TPA) Kali Miring, Kotaagung Barat. Menurut Sekretaris DPKP Tanggamus Ahmad Yani Halim sudah seharusnya TPA Kalimiring ada alat berat sendiri berupa buldozer dan eksavator. Terlebih TPA Kalimiring digadang-gadang menjadi TPA dengan sistem sanitary renville. \"Untuk mendukung TPA sanitary renville memang kedua alat berat itu harus ada, selama ini untuk buldozer kita selalu pinjam jika ingin meratakan tumpukan sampah, \"ujar Ahmad Yani mendampingi Kepala DPKP Tanggamus Mulkifli Novem, kemarin (6/3). Untuk harga kedua alat berat tersebut lanjut Yani, mencapai miliaran rupiah. Dengan harga yang mahal tersebut, berat bagi daerah untuk membelinya. \"Dua kali kita sudah ajukan kepusat, terhitung sejak zaman pak Bambang dan pak Samsul Hadi, namun ternyata usulan kita belum terealisasi. Harga alat berat itu mahal, satu unitnya saja miliaran rupiah, pemda tidak ada dana sebesar itu, \"ucapnya Dijelaskan Yani sapaan akrabnya, bahwa sampah yang masuk TPA sanitary renville adalah sampah yang sudah tidak dapat didaur ulang lagi. Sebab sudah dipilah-pilah sebelumnya. \"Sekarangkan sudah ada beberapa pekon yang menerapkan bank sampah, sehingga sampah-sampah bernilai ekonomis dipilah jadi sampah di TPA itu sudah jadi kompos, \"terangnya. Untuk diketahui pembangunan sanitary renville di TPA Kalimiring, Kecamatan Kotaagung Barat, Tanggamus, sudah selesai dilakukan akhir 2017 lalu. Sarana ini sepenuhnya bantuan pusat dengan anggaran sebesar Rp 13 miliar, sedangkan daerah menyediakan lahan berikut alat berat dan dana Rp 750 juta untuk pengolahan sampah nantinya. Namun kendati sudah selesai dibangun dan pengelolaan sudah diserahkan ke pemkab,  alat berat untuk operasional tak kunjung tersedia hal ini karena keterbatasan anggaran pemkab Tanggamus. Kabid Pertamanan dan Kebersihan, A. Rahman menjelaskan dalam sanitary renville memang diperlukan alat berat berupa ekskavator dan buldoser. Atau minimal ada ekskavator yang fungsinya untuk meratakan sampah yang dibuang ke kolam penampungan sampah. Kemudian dalam ketinggian tertentu sampah akan ditutup tanah. Selanjutnya, di atasnya diberi sampah lagi, begitu terus berulang-ulang. Sampah yang dimasukkan ke kolam adalah sampah jenis organik. Yang mana, sampah tersebut nantinya akan dibuat pupuk kompos. Hal itu seusai tujuan sanitary renville yakni semua sampah dimanfaatkan. \"Sedangkan sampah plastik, logam, atau kategori non organik diolah menjadi menjadi biji plastik atau serupa dengan ukuran kecil untuk bahan daur ulang yang rencananya dilakukan di bank sampah tiap kecamatan,\" kata Rahman.(ral)

Sumber: