Kerusakan Lingkungan Jadi Penyebab Utama Banjir

Kerusakan Lingkungan Jadi Penyebab Utama Banjir

KOTAAGUNG - Faktor keruskan lingkungan menjadi penyebab utama tergenangnya ruas jalan lintas barat (Jalinbar) Kecamatan Gisting apabila hujan deras terjadi. Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tanggamus, Hi.Andi Wijaya, sarana infrastruktur seperti siring dan gorong-gorong pada titik perbatasan Pekon Gisting Bawah dan Gisting Atas sudah menyukupi. Hanya saja sarana tersebut dipenuhi material tanah dan batu dari daerah pegunungan sehingga menghambat laju air. \"Semua itu ada karena faktor alam,  apalagi hujan intensitasnya tinggi, dan Gisting daerah yang tinggi dan kita sebagai manusia tidak bisa mengatur cuaca, yang bisa kita lakukan hanya mengantisipasinya,” kata Andi, kemarin (6/3). Ia mengakui kerusakan alam di dataran tinggi yang fatal menyebabkan volume air ke daerah lebih rendah meningkat. Ditambah lagi air membawa serta sampah seperti dedaunan, ranting pohon, dan material tanah. Lantas menuju satu titik dan akhirnya air meluap. \"Kami yakin sarana infrastruktur yang ada sudah menyukupi, tapi itu tidak dibarengi dengan pemeliharaan lingkungan. Ini terjadi di seluruh Tanggamus sehingga saat daerah atas kondisinya rusak di bawahnya pasti ada bencana,\"ungkap Andi. Untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat agar jangan merusak lingkungan. Khususnya yang biasa memanfaakan daerah di dataran tinggi. Sebab sekarang ini jumlah pohon tegakan tinggi berkurang sehingga tanah mudah terkikis. \"Untuk permintaan pembuatan jembatan atau gorong-gorong, pemkab akan lapor ke Balai Pemeliharaan Perawatan Jalan Nasional (P2JN),\" ujar sekda. Kemudian terkait curah hujan yang tinggi saat ini, serta kondisi Tanggamus yang rawan bencana, Pemkab Tanggamus telah memutuskan pembentukan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Unit Reaksi Cepat (URC). Untuk TRC yang menangani pertama saat terjadi bencana. Didalamnya ada unsur BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan. Lantas pada pasca bencana URC yang unsur di dalamnya melibatkan hampir semua organisasi perangkat daerah (OPD). Tim ini akan mengupayakan langkah penanganan dampak bencana. Seperti pembangunan sarana yang rusak dan penanganan terhadap masyarakat yang terdampak bencana. \"Di luar itu untuk tingkat pekon juga sudab mulai dibentuk relawan bencana yang anggotanya unsur masyarakat. Tugas relawan bencana mulai dari membuat peta potensi rawan bencana sampai berkoordinasi dengan BPBD apabila ada bencana,\" pungkas Andi seraya meminta kepada relawan bencana di tiap pekon mulai bekerja untuk petakan titik rawan bencana dan siapkan langkah antisipasi berikut penangannya.(ral)

Sumber: