Harga Cabai Rawit Kian Pedas

Harga Cabai Rawit Kian Pedas

WONOSOBO - Tingginya curah hujan yang terjadi di Kabupaten Tanggamus beberapa hari terakhir rupanya cukup berpengaruh pada hasil panen cabai. Akibatnya, harga salah satu kebutuhan pokok itu pun kian melambung di pasaran. Pantauan Radar Tanggamus di Pasar Wonosobo, sejak dua hari terakhir, harga cabai rawit mengalami kenaikan cukup signifikan. Jika sebelumnya di kisaran harga Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram, kini harganya naik menjadi Rp 47 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram. Menurut Yuli, salah seorang pedagang cabai di pasar setempat, selain karena cuaca buruk, keterlambatan pengiriman cabai dari distributor ke pasar tradisional juga menjadi penyebab naiknya harga cabai tersebut.  \"Distributornya juga sering lambat ngirim, jadi pengaruh ke harga cabai,\" katanya, kemarin (14/3). Dia mengaku, selama musim penghujan ini harga cabai memang cukup mahal dibandingkan saat cuaca sedang baik. Meskipun harganya sempat stabil, namun kini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. \"Bukan hanya cabai saja, harga sayur mayur lainnya juga naik karena gagal panen akibat musim hujan,\" ujar Yuli. Untuk cabai merah besar misalnya, ia menjelaskan, harganya kini menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya harga cabai merah besar Rp 30 ribu per kilogram. Sedangkan tomat harganya menjadi Rp 6 ribu per kilogram, dari sebelumnya Rp 5 ribu per kilogram. \"Meski harganya mahal, kualitas cabai yang saya jual masih bagus dan segar. Ada beberapa pedagang yang menjual cabai dengan harga lebih murah, tetapi kualitasnya kurang bagus. Bahkan sudah hampir busuk,\" imbuhnya. Dia mengungkapkan, mahalnya sejumlah komoditi sayuran itu pun dikeluhkan konsumen. Akibatnya, konsumen mengurangi kuantitas pembelian. \"Biasanya beli setengah kilo, saat ini hanya satu ons,\" keluhnya. Sementara itu, Dinda (26) seorang ibu rumah tangga di Wonosobo juga mengeluhkan kenaikan harga cabai yang terus terjadi. \"Harga cabai yang mahal memberatkan, karena bagi saya cabai termasuk dalam kebutuhan pokok,\" kata dia. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mengaku, lebih memilih untuk menerapkan program urban farming alias menanam cabai sendiri di halaman rumah.\"Sekarang lagi nyemai bibit dirumah. Karena kalau beli terus dipasar kan harganya sering naik dan juga cukup mahal, jadi kalau nanam sendiri kan lumayan buat bikin sambel sehari-hari, \" pungkasnya.(uji)

Sumber: