Merantau, Sakit, Tak Bisa Pulang, Zainani Butuh Bantuan
NIAT hati ingin mangais rezeki, nasib malang malah menimpa Zainani (28). Warga Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo itu harus tertahan di Tanah Papua karena sakit radang otak yang diduga dideritanya. Kini Zainani masih terbaring lemah dalam keadaan koma di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selebi Solu, Sorong, Papua Barat. Ketiadaan biaya membuat keluarganya tidak bisa menjemputnya, apalagi membawanya pulang. Mereka pasrah dan hanya berharap uluran tangan dari dermawan, juga pemerintah. LAPORAN UJI MASHUDI, WONOSOBO Salha hanya bisa pasrah saat menceritakan anak tunggalnya Zainani yang kini dalam kondisi sakit parah di Sorong, Papua Barat. Sambil mengusap air matanya perempuan berusia 56 tahun itu tidak bisa menggambarkan keadaan Zainani. \"Kira-kira temannya telpon bulan Januari, dia bilang Zainani sudah tidak bisa bicara lagi katanya sudah koma, jadi saya tidak tahu apa yang dia rasakan,\" ujar Salha, Kamis (12/3). Ia mengaku, sebelumnya Zainani pernah telpon jika dirinya dirawat di rumah sakit. Dia mengeluh sakit kepala terus-menerus, dan rambutnya rontok. \"Terus saya suruh pulang ke sini, tapi saat akan naik pesawat dia kumat, kejang-kejang, akhirnya pihak pesawat tidak membolehkan,\" terang Salha. Itulah kabar terakhir dari Zainani, dan sampai saat ini Salha tidak tahu lagi bagaimana kondisinya. \"Saya juga tidak bisa apa-apa, tidak punya uang, ini saja sudah tidak makan. Jadi tidak mungkin lagi mau berangkat ke Papua,\" katanya. Zainani adalah tulang punggung keluarga Salha, setelah suaminya almarhum Zainal Abidin meninggal dunia dua tahun lalu. Zainani adalah janda dan memiliki tiga putra yakni Jepri (17), Joni Wijaya (14), dan Zahroni (12). Ketiganya masih sekolah dari status SMA, SMP dan SD. \"Jadi Zainani itu yang membiayai hidup saya, dan tiga anaknya. Kalau tiap bulan biasa kirim Rp 1 juta, tapi kalau anak-anaknya butuh biaya sekolah dia bisa mengirim Rp 2-3 juta. Tapi sejak dia sakit dari Januari sampai sekarang tidak lagi kirim duit, makanya kami bisa tidak makan, anak-anaknya juga tidak ada lagi ongkos ke sekolah,\" kata Salha. Sementara itu, Kepala Pekon Balak, Syakhroni mengaku, sudah mengetahui informasi tentang Zainani dari warga. Namun ia mengaku, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, belum ada laporan dari pihak keluarga Zainani. \"Ya, saya juga sudah dengar informasi itu. Kalau memang harus mengajukan proposal ke Dinas Sosial, nanti akan kita buatkan, supaya keluarganya bisa dapat bantuan, \" ungkapnya. Terpisah, Sekretaris Kabupaten Tanggamus Andi Wijaya mengatakan, pemkab akan mempelajari dahulu masalah ini. Sebab dikhawatirkan ini sebuah penipuan. Maka sementara ini belum ada putusan, menunggu sampai semuanya benar. \"Sebenarnya kalau keputusan untuk membantu, kami siap kapan pun, asalkan itu benar. Maka kami pelajari dulu sambil menunggu laporan dari pihak pekon dan camat. Jika mereka menyatakan itu benar maka bisa diupayakan,\" ujar Andi.(*)
Sumber: