Paracetamol Berdampak pada Gagal Ginjal, Tim Medis RSUP Dr Sardjito: Masih Diselidiki

Paracetamol Berdampak pada Gagal Ginjal, Tim Medis RSUP Dr Sardjito: Masih Diselidiki

SLEMAN, RADARTANGGAMUS.CO.ID - Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan perhatiannya terhadap maraknya kasus gagal ginjal akut. Saat ini dilaporkan ada sebanyak 192 kasus di seluruh Indonesia berdasar data IDAI. Dari laporan yang disampaikan IDAI tersebut, juga ditemukan kasus serupa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Peningkatan kasus ini terjadi sejak september 2022. Untuk itu, RSUP Dr Sardjito sebagai rumah sakit rujukan juga telah melakukan pengelolaan terhadap pasien dengan gagal ginjal akut. Tim Medis Penanganan Gagal Ginjal Akut pada Anak dr. Retno Palupi B.Med. Sc., M.Epid., M.Sc., Sp.A(K) didampingi dr. Kristia Hermawan M.Kes. Sp.A menyatakan kabar paracematol yang dikaitkan dengan faktor penyebab gagal ginjal akut misterius pada anak masih belum jelas. ”Terkait kabar penyebab paracematol maka disampaikan causa ini belum jelas, masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut. Untuk kasus yang kami tangani saat ini ada beberapa yang tidak mengonsumsi obat-obatan sebelum terjadinya gagal ginjal,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar RSUP Dr Sardjito, Rabu (19/10/2022). “Saran bagi orangtua terkait upaya kehati-hatian diantaranya perlu kewaspadaan orangtua terutama yang memiliki anak dibawah usia 6 tahun maka orangtua harus perhatian terhadap anak dengan melakukan deteksi dini atas kesehatan anaknya,” imbuh dr. Retno. Dia mengatakan salah satu yang perlu diwaspadai antara lain gejala penurunan volume atau frekuensi urin atau tidak ada urin, baik dengan atau tanpa gejala demam. Selain itu munculnya gejala diare dan batuk pilek perlu pula diwaspadai. “Selain itu orangtua yang memiliki anak terutama yang berusia balita, dihimbau sementara tidak mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan secara bebas tanpa anjuran dari tenaga kesehatan yang kompeten sampai dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah,” jelasnya. Data pasien yang dikelola dengan gagal ginjal akut progresif atipikal (tidak khas) ini selama Januari 2022 sampai dengan Oktober 2022, tercatat ada 13 kasus yang ditangani oleh RSUP Dr Sardjito. Dari 13 kasus tersebut, 6 anak meninggal dunia, 3 anak dinyatakan sembuh, 4 anak masih menjalani rawat inap (1 di Perawatan Intensif, 3 di perawatan biasa). Dari 13 kasus tersebut, 6 anak berasal dari DIY dan 7 anak dari luar DIY (dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat). Ditambahkan, menindaklanjuti kejadian tersebut, RSUP Dr Sardjito berkolaburasi dengan IDAI Wilayah DIY, Dinkes DIY dan Kemenkes untuk terus melakukan pelacakan lebih lanjut terhadap munculnya gagal ginjal akut ini. “Sebagai rumah sakit tipe A pendidikan maka menghadapi kasus gagal ginjal ini, RSUP Dr Sardjito terus berkonsentrasi dengan memanfaatkan seluruh sumber daya untuk mengungkap causa utama/penyebab utama kasus ini,” ucap dr Retno. Saat ini RSUP Dr Sardjito telah memiliki sarana prasarana untuk Haemodialisa anak maupun Peritoneal Dialisis. Serta memiliki dokter dokter sub spesialisis ginjal anak untuk menangani hal ini. (mar)

Sumber: