Hasil Tangkapan Minim, Nelayan “Ngeluh”

Hasil Tangkapan Minim, Nelayan “Ngeluh”

KOTAAGUNG— Sejumlah nelayan tradisional di Kabupaten Tanggamus, mengeluhkan hasil tangkapan ikan beberapa hari belakangan ini minim meskipun cuaca laut cukup mendukung untuk aktivitas melaut. Ahmad, salah satu nelayan, Kecamatan Kotaagung, mengakui, hasil tangkapan ikannya musim ini cenderung minim dibandingkan periode serupa tahun lalu. Dalam sehari, kata dia, penghasilannya tidak menentu, karena pernah melaut selama tiga jam lebih belum juga mendapatkan hasil tangkapan, sehingga lebih memilih mendarat agar tidak merugi. \"Jika dipaksakan khawatir kondisinya masih tetap tidak mendapatkan hasil tangkapan,\" paparnya. Apalagi, kata dia, stok bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang dimiliki merupakan hasil hutang dengan pedagang solar. Membayarnya, lanjut dia, setelah mendapatkan hasil tangkapan ikan di laut. Sekali melaut, dia mengaku, membawa tiga nelayan lain untuk membantu menjaring karena jaring ikan yang dibawa mencapai belasan jaring. Kebutuhan solar sekali melaut, kata dia, berkisar 10-15 liter, disesuaikan dengan jarak melautnya. \"Semakin jauh, tentunya kebutuhan solarnya juga semakin bertambah,\"kata dia. Mamak, nelayan lainnya juga mengakui hal yang sama, bahwa hasil tangkapannya cenderung sedikit. \"Pendapatan yang diperoleh setiap nelayan tidak menentu, karena saat hasil tangkapan banyak bisa membawa pulang uang Rp100 ribu lebih, terkadang juga cukup hanya untuk membeli makan dan minum saja,\" ujarnya. Ia menduga, minimnya hasil tangkapan ikan di laut, karena gelombang tinggi yang biasanya terjadi setiap musim baratan justru tidak terjadi. Karena tidak ada gelombang tinggi, kata dia, nelayan memang tetap melaut, namun bulan ini yang seharusnya menjadi musim panen nelayan justru tidak terjadi.(ark)

Sumber: