Dewan Minta PDAM Benahi Pelayanan

Dewan Minta PDAM Benahi Pelayanan

KOTAAGUNG — Keluhan masyarakat mengenai pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung, Tanggamus seolah menjadi persoalan klasik. Menanggapi hal itu, anggota Komisi II DPRD  Tanggamus Baharen meminta  manajemen PDAM Way agung melakukan inovasi dalam memberi layanan kepada masyarakat, ia berharap, jangan sampai air bersih tidak mengalir ke rumah-rumah warga hingga berbulan-bulan atau tahunan,seperti yang dialami masyarakat Baros Kotaagung. Menurut Baharen, PDAM harus bekerja keras siang dan malam jika ada air belum atau tidak mengalir ke rumah warga di Tanggamus. Pasalnya, air bersih merupakan kebutuhan vital bagi semua orang.“Kalau satu atau dua hari masih dimaklumi, tapi kalau sudah bulanan dan tahun itu ini sudah tak wajar. Apalagi banyak matinya ketimbang hidup. Makanya saya selalu minta PDAM untuk memberikan layanan terbaik,” katanya,  kemarin. PDAM, tambah Baharen harus mampu mengambil skala prioritas. Wilayah yang debit airnya kecil harus bisa terlayani, karena air merupakan kebutuhan dasar warga. Pelanggan yang sudah membayar, wajib mendapat pelayanan terbaik. “Ini keluhan sudah bertahun-tahun soal air bersih PDAM. Jangan sampai keluhan yang sama selalu berulang-ulang.” harap legislator PPP itu. Dia juga mengingatkan, petugas PDAM harus rajin turun lapangan dan menyelesaikan persoalan air bersih ke warga. PDAM harus bertanggung jawab penuh jika ada gangguan atau air tak mengalir. Misalnya dengan mengirim air bersih melalui tangki kepada warga-warga.\"Meski sering dikeluhkan tapi pelayan tetap tidak normal. PDAM harus kerja,\"pungkas Baharen. Diberitakan sebelumnya, Warga di Kelurahan Baros, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, mengeluhkan pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Agung yang selama ini kerap mati. Kondisi ini hampir berlangsung sebulan ini, akibatnya masyarakat terpaksa memanfaatkan sungai untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, kendati kotor dan berbau. Menurut Baki, warga sekitar, pelayanan PDAM akhir-akhilir ini kian bobrok. Bagaimana tidak dalam sehari semalam, air hidup bisa dihitung menggunakan jari. Padahal air bersih merupakan kebutuhan yang sangat fital.\"Rata-rata bang warga disini mulai beralih menggunakan air PDAM, menyusul air sungai Way Jelai mulai tercemar, walau untuk nyuci baju dan buang hajat,”katanya. (zep)

Sumber: