Sulit Dapatkan Premium, Sopir Angdes Blokir SPBU

Sulit Dapatkan Premium, Sopir Angdes Blokir SPBU

GUNUNGALIP- Puluhan sopir mobil angkutan pedesaan (Angdes) jurusan Gisting-Talangpadang memblokir stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang berada di Pekon Banjar Negeri, Kecamatan Gunung Alip, Kabupaten Tanggamus, kemarin (2/4). Para sopir angdes  protes karena sejak harga BBM jenis Pertalite naik, BBM non  subsidi jenis premium (bensin) makin sulit didapatkan,  sementara penjualan premium di kios-kios pertamini kian marak. Menurut  Anwar,salah satu sopir yang turut dalam aksi jika sulitnya para sopir mendapatkan premium diduga karena ulah pengelola SPBU bernomor 24.353.47 itu yang lebih mementingkan pengecer atau pengecor, sementara untuk kendaraan angkutan umum atau kendaraan pribadi selalu dinomor duakan. \"Ini membuat kami sakit hati, mengapa kami yang memang benar-benar membutuhkan premium untuk usaha selalu kesulitan mendapatkan premium, sedangkan mereka yang ngecor di utamakan,\"katanya. Anwar menuding, jika selama ini stok premium cepat habis karena mayoritas mereka yang notabennya sebagai pengecer ini kerap  memborong premium. Saat membelipun sudah tidak lagi menggunakan sepeda motor dan jeriken, tapi membawa mobil. \"Gimana gak cepat habis, yang ngecor udah gak pakai jerigen lagi tapi menggunakan kendaraan mobil yang bagian tangki sudah dimodifikasi,\"geramnya. Dilanjutkan Anwar, biasanya sopir angdes masih bisa mendapatkan premiun hingga pukul 10.00 WIB setiap ada stok, tapi belakangan sudah habis pada pukul 07.00 WIB.\"Para  pengecer itu belinya pakai mobil, bahkan mungkin membelinya sejak malam, jadi wajar kalau cepat habis,” ujar dia. Diakui Anwar bahwa para sopir sebenarnya bisa saja beralih ke BBM jenis pertalite, namun hal itu tentu bisa mempengaruhi tarif ongkos kepenumpang.”Kami tak mampu beli Pertalite karena ongkos pasti harus dinaikan. Kalau ongkos naik, sulit cari penumpang,\" gerutunya. Ansori, sopir angkot lainnya mengatakan, para sopir tidak menghalangi pembeli pengecer membeli premium, tapi pengelola SPBU juga harus memikirkan nasib sopir angdes. \"Kami persilakan pengecer beli premium, tapi sopir angdes juga harus cari duit. Kalau begini, sopir  gak bisa kerja,\" jelasnya. Akhirnya perwakilan sopir angkot dan pengelola SPBU berdialog. Disepakati jadwal pembelian untuk sopir angdes dan pengecer.\"Kalau saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri karena saya mempunyai pimpinan yang sedang Dinas Luar (DL). Nanti apa yang diusulkan para sopir ini akan kami sampaikan ke pimpinan,\"pungkas seorang perugas SPBU yang tidak menyebutkan namanya. (zep)

Sumber: