Sejarah Singkat Kecamatan Gisting

Sejarah Singkat Kecamatan Gisting

Rest Area Gisting atau Taman MK Prayitno menjadi ikon Kecamatan Gisting. Foto Rio Aldipo--

Sebagian besar nama berdasarkan blok tempat tinggal, dari Bok 1 sampai blok 33. Tanah tersebut kemudian ditanami kopi, teh, dan berbagai macam sayuran. Sampai sekarang Gisting dikenal sebagai penghasil sayuran yang pasokannya ke seluruh Lampung.

Penghuni Gisting pada waktu itu, selain dihuni oleh warga Indo Eropa, dan pekerjanya, juga dihuni keturunan Cina, yang menjadi pengumpul dan penjual hasil kebun. Seperti Sum Pang, yang mempunyai pengolahan teh dan rumah tinggal di Jalan Sumpang, sekarang menjadi Jalan Mess Pemda dan kediamannya menjadi The Royal Gisting Heritage Hotel.

Pada masa saya kecil, ex kediaman Babah Sumpang masih ada di dalam lingkungan kediaman tersebut ada kolam renang. Konon pada zaman Belanda, kolam renang tersebut hanya untuk orang Eropa dan orang Timur. 

BACA JUGA:Mahasiswi Asal Gisting Ikut Program PPAP Kemenpora

Sementara pribumi dilarang masuk.Gisting di masa Penjajahan Jepang pada masa penjajahan Jepang, semua keturunan Belanda di kumpulkan dan dikirim ke  interniran Panjang.

Kabarnya sebagian dari mereka dikirim ke Australia. Menyisakan beberapa keluarga yang berasal dari Jerman. Tanah yang ditinggalkan di olah oleh para pekerja yang semula bekerja untuk keturunan Eropa. 

Bangunan-bangunan peninggalan masa Hindia Belanda, sebagian besar dihancurkan pada tahun 1948, ketika terjadi perang Kemerdakaan 2. Waktu itu untuk menghambat pergerakan pasukan kolonial Belanda, dilakukan politik bumi hangus.

Maka rumah-rumah pemukim Belanda, pabrik, laboratorium pertanian, dihancurkan. Menyisakan yang masih utuh Gereja St Yohanes dan komplek pasturan, Sekolah Xaverius, Dam (bendungan) dan rumah pemukim Eropa non Belanda.(*)

Noted: Membuka ruang untuk melengkapi versi lain

   

Sumber: