Salut, Pemuda 21 Tahun Inisiator Pondok Tahfizh

Salut, Pemuda 21 Tahun Inisiator Pondok Tahfizh

PRINGSEWU - Apa yang dicita - citakan pemuda ini sungguh mulia. Pria yang baru berusia 21 ini ingin mendirikan pondok Tahfizh lantaran pentingnya Al Qur\'an sebagai pedoman hidup bagi para generasi Islam mendatang. Dan diera sekarang sudah banyak generasi muda yang semangat menghafal Al Qur\'an, untuk itu perlu di fasilitasi dan dibimbing dengan baik. Pria yang bernama lengkap Danu Purdianto ini merupakan Founder dan CEO dari Guna Jaya Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang interior & eksterior bangunan, dan arsitek desain. Danu Purdianto mengatakan, telah memulai mengajar anak - anak mengaji sedari dirinya kelas dua SMA. \"Saat kelas dua SMA saya sudah mulai mengajar anak - anak kecil untuk mengaji di Masjid Nurul Hidayah. Kegiatan mengaji tersebut dilakukan sehabis sholat Magrib,\" ujar warga jalan Tani No.1141 RT 03/RW 04, Kelurahan Pringsewu Barat Kecamatan Pringsewu ini pada Radar Pringsewu, kemarin. Semakin kesini, santri yang belajar padanya pun semakin banyak, puluhan orang. Akhirnya berkembanh menjadi Taman Pendidikan al Qur\'an (TPQ) Al-Hidayah. Danu dibantu dengan 11 dewan assatidz dengan biaya operasional yang sebagian di support dari penghasilan dari bisnisnya. \"Berhubung semakin banyaknya santri, maka kapasitas masjid tidak tertampung. Untuk itu secepatnya akan dibangun lokal untuk tempat belajar santri.\" pungkasnya. Terkait perjalanan hidup Danu Purdianto pun menarik dikulik. Terlahir dari keluarga sederhana, Danu Purdianto tidak bisa meneruskan ke jenjang kuliah setelah lulus SMA. Meskipun lulus salah satu PTN di Yogyakarta pada tahun 2015, dirinya tidak dapat melanjutkan karena tidak lolos beasiswa. Setelah satu bulan menetap di Yogyakarta, akhirnya dia kembali ke Pringsewu, Lampung pada tahun 2015 akhir. Di Pringsewu dia pun meneruskan usaha budidaya ayam kampung dan ternak cacing sutra yang memang sudah lama digeluti sejak SMA. Dan tak lupa dirinya pun melanjutkan pengabdian sebagai asatidz di Masjid Nurul Hidayah. Namun keinginan kuat untuk melanjutkan pendidikan semakin menggebu, untuk itu dirinya mendaftar salah satu PTN di Lampung jurusan Agrobisnis. Tetapi, meskipun berhasil masuk ke PTN tersebut, dirinya tidak berhasil mendapatkan beasiswa. Sempat kuliah selama satu minggu, dirinya pun akhirnya keluar. Setelah keluar, pada tahun 2016 dirinya memberikan diri untuk membuka usaha list profil beton. Meskipun tanpa memiliki modal, dirinya diberi kepercayaan oleh suppliyer untuk diberi barang kemudian dibayar setelah barang tersebut laku terjual. Berkat keuletan dan kerja keras, hingga kini bisnisnya berkembang menjadi penyedia barang dan jasa di bidang interior dan eksterior bangunan, dan dirinya memiliki 10 orang karyawan dengan omzet puluhan juta rupiah per bulan dari bisnisnya. Meskipun demikian dirinya sampai saat ini masih menyibukkan diri sebagai Assatidz bagi puluhan santrinya.(arf)

Sumber: