Kritis di Tanah Rantau, Akhirnya Zainani Berpulang

Kritis di Tanah Rantau, Akhirnya Zainani Berpulang

WONOSOBO - Zainani, warga Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo yang sakit kritis di Sorong, Papua Barat, akhirnya menghembuskan nafas terakhir, Jumat (6/4) pukul 20.15 WIT, di RSUD Selebi Solu Sorong. Jenazah alhmarhumah Zainani langsung diterbangkan ke Lampung karena pihak keluarga minta dimakamkan di kampung halamannya. Setelah masa penerbangan selama enam jam lebih, jenazah tiba di Bandara Radin Inten, Lampung Selatan sekitar pukul 21.00 WIB. Kedatangan jenazah diterima paman Zainani salah satunya Suhaifi, Dirut RSUD Bantin Mangunang Yudhi Indarto, dan Camat Wonosobo Asri Yanto. Selanjutnya dilakukan serahterima jenazah dari Elfinna Tryasti Nurul sebagai relawan yang selama ini merawat dan bertanggungjawab terhadap Zainani di Sorong, Papua Barat kepada pihak keluarga. Kemudian sekitar pukul 21.45 WIB, jenazah diberangkatkan dari Bandara Radin Inten ke rumah duka di Pekon Balak, Kec. Wonosobo. Jenazah almarhumah Zainani tiba di Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo pada Sabtu (7/4) sekitar pukul 23.30 WIB dan di salatkan di Masjid Baiturrohin, pekon setempat. Salat hanya diikuti beberapa warga karena waktunya sudah tengah malam. Salha, ibunya Zainani nampak berat menerima takdir dan memilih duduk di teras masjid sambil menangis dan selalu menyebut nama anak tunggalnya sambil beristighfar. \"Ibunya tidak kuat lagi, maunya duduk di situ,\" ujar Khoiri, salah satu paman Zainani. Jenazah Zainani kemudian langsung dimakamkan disebelah makam ayahnya almarhum Zainudin di Pekon Balak, Kecamatan Wonosobo. Lokasi makam berjarak sekitar 400 meter dari masjid. Saat peti jenazah diletakkan dekat lubang pusara, sambil menangis Salha berkali-kali mengusap peti berwarna cokelat tersebut. Dirinya pun tak henti-henti menyebut nama Zainani sambil beristighfar. Dan saat pemakaman, jenazah dikeluarkan dari peti. Selanjutnya dimasukan dalam lubang berlanjut pada penutupan lubang, dan doa. Di akhir proses pemakaman Salha beberapa kali mengusap dan mencium papan nisan bertuliskan Zainani binti Zainal sebelum benar-benar meninggalkan makam tersebut. Diketahui sebelumnya, Zainani sudah dua bulan lebih dirawat di RSUD Selebi Solu, Sorong. Almarhumah didiagnosa mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan sudah menjalar ke seluruh tubuh. Paman Zainani, Khoiri, mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu merawat Zainani saat sakit di Sorong, dan membantu fasilitasi sampai akhirnya jenazah bisa dimakamkan di kampungnya. \"Kami sebagai keluarga besar mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah merawat Zainani dan membantu kami sekeluarga, termasuk Pemkab Tanggamus. Jujur saja kami tidak sanggup membalasnya,\" ujar Khoiri. Sementara itu, Elfinna selaku relawan dan penanggungjawab Zainani selama dirawat di RS Sorong, mengucapkan terimakasih kepada seluruh relawan yang telah membantu menyumbang dana dan tenaga untuk perawatan Zainani. \"Saya sudah berusaha maksimal untuk menyembuhkannya namun Allah berkehendak lain. Dan semua usaha yang dilakukan turut didukung oleh para relawan dari mana saja,\" ujar Elfinna. Sementara itu, terkait meninggalnya warga Tanggamus di tanah rantau yang sebatang kara ini, Sekretaris Daerah Tanggamus Hi. Andi Wijaya, S.T., M.M. atas nama pemerintah kabupaten maupun pribadi, mengucapkan belasungkawa yang mendalam pada keluarga yang ditinggalkan. Setelah menerima informasi bahwa perantauan asal Tanggamus meninggal dunia di Sorong, Andi Wijaya melalui pihak terkait, mengaku langsung menyampaikan kabar duka itu pada pihak keluarga. \"Kami sangat berharap, almarhumah bisa membaik setelah dirawat di Sorong, sehingga bisa segera diterbangkan pulang ke Tanggamus. Namun Allah berkehendak lain. Kami turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya,\" ungkap Andi Wijaya. Andi melanjutkan, pemkab menawarkan dua opsi pada ibunda Zainani, Salha (52) dan pihak keluarga lainnya. Opsi pertama yang ditawarkan, Zainani dimakamkan di tanah rantau dan Pemkab Tangggamus membantu biaya pemberangkatan Salha dan beberapa perwakilan keluarga. Sedangkan opsi kedua adalah, jenazah Zainani diterbangkan pulang dengan bantuan pemkab dan dimakamkan di Tanggamus. \"Ibunda Zainani dan pihak keluarga sepakat untuk memilih opsi kedua. Sehingga malam ini, tibalah jenazah Zainani di Beranti. Saya sudah utus Direktur RSUD Batin Mangunang dan Camat Wonosobo untuk mendampingi keluarga menjemput jenazah Zainani di bandara dan mengawalnya pulang ke rumah duka. Yang pasti Pemkab Tanggamus sepenuhnya memperhatikan pemulangan jenazah Zainani sampai ke rumah,\" tandas sekda. Sayangnya sampai dini hari ini, ikhwal riwayat penyakit yang diderita Zainani di Sorong, belum ada otoritas berwenang yang memberikan keterangan pasti. Hanya diketahui, setibanya di Sorong, Zainani bahkan sama sekali belum mulai bekerja di sebuah tempat hiburan, karena dia langsung sakit. Dari keterangan Elfinna, selama masa perawatan, Zainani sudah dirawat di tiga rumah sakit berbeda di Sorong. Yaitu Rumah Sakit Mutiara, lalu Rumah Sakit Angkatan Laut Oetojo, dan terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Selebi Solu hingga akhirnya meninggal dunia.(uji/ayp)

Sumber: