Mengintip Goa Jepang Di Kotaagung. Saksi Bisu Sejarah Yang Terlupakan
Bangunan goa dan bunker di Kotaagung yang terlupakan. Foto net--
RADARTANGGAMUS.CO.ID -- Di balik sejumlah objek wisata alam, ternyata Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung menyimpan segudang cerita dan bukti sejarah yang sudah terlupakan.
Sejumlah bangunan yang menjadi saksi bisu pada masa penjajahan Jepang ditemukan di Kabupaten berjuluk Begawi Jejama ini.
Bunker dan goa Jepang merupakan satu peninggalan masa penjajahan yang terdapat di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus.
Ada dua bunker yang diduga kuat sisa perang dunia ke II itu saat ini sudah terlupakan.
Pasalnya, bangunan goa dan bunker yang terletak di Jalan Samudera dan Jalan Merdeka Pantai laut Kotaagung sekarang sudah ditutup, pasca pelebaran jalan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Sejarah Singkat Kecamatan Gisting
Konon diantara kedua bangunan itu satu diantaranya tembus ke Kecamatan Pematangsawa, namun hal ini belum bisa dibuktikan secara nyata kebenarannya.
Sebab orang yang menjadi saksi hidup banyak sudah meninggal.
Salah seorang warga Kotaagung Sahrul mengatakan, seharusnya keberadaan lokasi objek wisata sejarah sisa perang dunia II itu jangan ditutup.
Sebab bisa menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat Kotaagung ketika merebut serta mempertahankan Kemerdekaan RI terhadap para pejuang di kawasan Teluk Semaka.
"Itu bangunan sejarah tentang perjuangan rakyat kotaagung melawan jepang. Pemkab Tanggamus harus merenovasi ulang keberadaan obyek wisata warisan perang dunia kedua itu,”katanya.
Menurut Sahrul, sebenarnya banyak bangunan peninggalan perang dunia II banyak yang dilupakan.
BACA JUGA:Sejarah Hubungan Lampung dan Banten
Salah satunya bangunan bunker di bawah bukti pasar simpang, Pekon Kagungan, Kecamatan Kotaagungtimur.
Bangunan-bangunan tersebut merupakan sarana pertahanan militer di zaman Jepang sekitar pada tahun 1942-1945, atau setelah Jepang mempertahankan diri dari kedatangan sekutu di Indonesia, khususnya di karisidenan Kotaagung waktu itu.
"Yang masih nampak bangunan bunkernya itu di Pasar Simpang, Pekon Kagungan. Tapi kalau di kelurahan Pasar Madang atau di jalan merdeka dan Samudra ini sudah lama ditutup,"terangnya.
Sahrul menceritakan, konon dalam sejarahnya goa jepang itu dibangun oleh masyarakat sekitat saat memenuhi keperluan perang gerilya.
Pada saat itu Jepang menganggap bahwa tentara sekutu akan tiba melewati jalur laut selatan dan mendarat di sekitar pantai Teluk Semangka.
Sehingga mereka melakukan pengintaian serta persembunyian melalui bangunan tersebut.
BACA JUGA:Batu Bedil, Situs Prasejarah Yang Wajib Dikunjungi
Begitu juga bentuk bunker bermacam-macam, serta memiliki fungsi yang berbeda, misalnya sebagai tempat pengintaian, ruang tembak, ruang pertemuan, gudang dan dapur.
Bunker dibangun menggunakan bahan meterial batu dan badas yang tersedia didaerah sekitar.
Rata-rata dinding bangunan berketebalan 50-70 Centi Meter.
Bunker-bunker tersebut dibangun saling berdekatan, serta dihubungkan dengan parit perlindungan yang berada di luar setinggi satu meter.
Namun sayang tulisan di atas tentang adanya goa dan bunker di Kotaagung hanya tersisa cerita.
Sebab bunker itu sudah tidak ada lagi karena dirusak oleh tangan-tangan yang tidak menghargai sejarah perjuangan bangsa.
BACA JUGA:Sejarah Singkat Tentang Teluk Semangka. Ada Jejak Peninggalan Kuno
Belum lagi, adanya penambahan pemukiman dan pembangunan, membuat goa Jepang itu ditutup. Ini sangat disayangkan, padahal itu bisa jadi obyek wisata yang sangat menarik sehingga bisa mendatangkan wisatawan luar daerah.
Selain itu, keberadaan bunker dan goa yang sudah ditutup itu letaknya sangat strategis, karena langsung mengarah ke pantai Teluk Semangka atau dermaga kotaagung. (*)
Sumber: terlupakan