2. Membahayakan ibu yang masih dalam kondisi hamil dan janin bagi wanita hamil, penggunaan vape maupun rokok biasa sebaiknya dihindari.
Kandungan nikotin pada vape atau rokok diketahui bisa mengganggu perkembangan otak serta organ dalam tubuh janin.
3. Memicu efek kecandunan nikotin
Seperti halnya pada rokok, nikotin terhadap vape juga dapat menyebabkan penggunanya kecanduan.
Ketika sudah terbiasa mengonsumsi nikotin lalu anda secara tiba-tiba menghentikannya, perokok berisiko mengalami gejala putus nikotin, seperti merasa sedih dan cemas, kelelahan, serta sulit tidur.
4. Menyebabkan gangguan terhadap paru-paru. Diasetil adalah bahan kimia yang terkandung dalam zat perasa vape.
Jika terhirup, bahan kimia ini berisiko membahayakan tubuh, khususnya terhadap paru-paru.
5. Bisa meningkatkan risiko terkena kanker, diantaranya zat kimia yang terkandung di dalam cairan vape adalah formaldehida.
Zat ini sering kali digunakan sebagai pengawet hingga zat tambahan terhadap beberapa bahan bangunan. Jika terhirup, formaldehida berbahaya terhadap tubuh karena bisa meningkatkan risiko terkena kanker.
Perlu anda diingat, meski zat berbahaya yang ada dalam vape lebih sedikit dibandingkan rokok biasa, bukan berarti vape tidak bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Untuk itu. disarankan lebih baik anda berhenti merokok, baik itu rokok biasa maupun vape, jika Anda benar-benar ingin memulai pola hidup sehat.
Tapi, jika merasa kesulitan untuk berhenti merokok, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran atau terapi yang sesuai dengan kondisi Anda.
Pada intinya hidup akan lebih sehat jika kita tidak merokok, karena merokok banyak memberikan efek negatif terhadap kesehatan. (*)