Dengan adanya bukti-bukti tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa Saranjana betul-betul pernah ada, tapi kemudian menghilang
3. Lokasinya Mempunyai Beragam Versi
Lokasi kota gaib ini beragam versi. Hal itu juga dijelaskan Sejarawan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Mansyur dalam jurnalnya berjudul Saranjana in Historical Record: The City's Invisibility in Pulau Laut, South Kalimantan.
Mansyur mengatakan versi pertama yang di dapatkan terkait keberadaan Saranjana yakni letaknya konon berada di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Pada versi kedua menyebutkan bahwa Saranjana berada di Teluk Tamiang, Pulau Laut.
Setelah itu versi ketiga lebih tegas menyebutkan bahwa lokasi wilayah Saranjana ada di sebuah bukit kecil yang berada di Desa Oka-oka Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kalimantan Selatan.
Lokasinya berbatasan langsung dengan laut sehingga dianggap sangat cocok dijadikan destinasi wisata.
Namun hingga saat ini lokasi itu dianggap angker oleh penduduk sekitar.
4. Dikaitkan dengan Legenda Gunung Sebatung
Keberadaan kota gaib Saranjana turut dikaitkan dengan cerita legenda penciptaan Gunung Sebatung di Kalimantan Selatan.
Dulu wilayah Pulau Laut dikuasai Kerjaan Halimun yang dipimpin langsung oleh Raja Pakurindang.
Sejarawan ULM Mansyur menyampaikan kisah legenda masyarakat terkait adanya penciptaan Gunung Sebatung itu.
Dalam kisahnya bahwa Raja Pakurindang mempunyai dua anak, Sambu Ranjana dan Sambu Batung yang sering bertengkar.
Sang raja pun berniat untuk menyudahi pertikaian kedua putranya dengan membagi wilayah kekuasaan.
Pada saat itu Sambu Batung akhirnya menguasai alam manusia yang kemudian menjelma menjadi Gunung Sebatung.
Sedangkan Sambu Ranjana mengambil jalan lain.