Dinas Perikanan Pringsewu Turun Ambil Sampel Ikan yang Terkena Penyakit

Kamis 14-01-2021,20:45 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PRINGSEWU - Dinas Perikanan kabupaten Pringsewu bersama Badan Karangtina Ikan Provinsi Lampung kunjungi petani pembudidaya ikan di kecamatan Pagelaran yang ikan terkena bakteri penyakit, Kamis (14/1/21). Kunjungan yang dipimpin langsung Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah kabupaten Pringsewu, Drs. Masykur Hasan didampingi Kepala Dinas Perikanan Pringsewu, Debi Hardian mengatakan Beberapa waktu lalu banyak petani dalam budidaya ikan mengalami terkena berbagai penyakit. Sehingga membuat para pembudidaya ikan khawatir. \"Jangan sampai ikan mereka yang sudah di budidaya kan tidak berkembang kurang berhasil. Maka hari ini menindak lanjuti hal itu dari badan karantina perikanan provinsi lampung turun ingin melihat secara langsung penyakit-penyakit ikan Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kematian, \"Ungkap Masykur di sela-sela kunjungannya kepada Radar Tanggamus. Menurut Masykur, bahwa ada lima titik kolam milik petani pembudidaya ikan yang nanti akan dikunjungi tersebar di kecamatan Pagelaran dan kecamatan Ambarawa. \"Ini baru 2 titik di kecamatan Pagelaran di kolam Pak Bambang di Patoman dan Pak Arif di panutan. Kita harapkan mulai hari ini para petani tidak galau lagi dalam membudidayakan ikannya untuk menambah nilai ekonomi masyarakat. Bahkan, saya harap masyarakat jangan khawatir lagi dari segala penyakit teman-teman dari dinas akan terus melakukan penyuluhan agar para petani pembudidaya ikan dapat meningkatkan hasil produksinya, \"tegasnya. Ditambahkan Kepala Dinas Perikanan Pringsewu, Debi Hardian mengatakan dari hasil survei dilapangan bukan penyakit rekod denetis. Kemudian ada luka-luka di tubuh ikan di curigai dari bakteri. \"Tetapi, kita sekarang harus ke laboratorium untuk memastikan ini. Karena, memang prosedur seperti itu. Dan kita sudah mengandeng Badan Karangtina Ikan Provinsi Lampung untuk mengujinya. Karena, memang mereka yang mempunyai alat itu. Kedepan kita berharap pembudidaya ikan jangan gelisah ini bukan wabah. Ini hanya karena perubahan cuaca, \"kata dia. Sehingga lanjut Debi, terjadi beberapa parameter perubahan yang menganggu sistem pembudidayaan ikan. \"Kedepannya kita akan lebih meningkatkan lagi dengan sosialisasi dan pembinaan ke masyarakat supaya memahami bagaimana mengendalikan penyakit. Tentu saja dimulai dengan bagaimana pengelolaannya, \" Ucap dia. Menurut dia,pengelolaan air menjadikan hal yang penting dalam membudidaya ikan agar terhindar dari kematian. \"Kalau di lihat sementara sudah mulai terjadi penurunan kematian ikan. kita menunggu sampai masa bakteri hilang. Otomatis air yang ada sekarang tentu saja jangan dipakai untuk budidaya atau dicampur diturunkan lagi di ikan berikutnya. Karena, akan terjadi penularan. Jadi, distop disana di lokalisasi saja disumber penyakit. Sehingga nanti air yang akan kita kendalikan dikuras sampai dengan hilang sendiri bakterinya,\"terang Debi. Dijelaskan Debi, Untuk obat khusus mengatasi solusi harus melihat dahulu dari penyakit apakah vires atau bakteri di tes laboratorium. Sehingga penanganan nanti akan mengikuti hasil uji laboratorium yang paling tepat . \"Jadi, tidak akan salah nantinya dalam pengendalian pengguna obat harus sesuai dengan penyakit nya. Karena, sampai sekarang kita masih menunggu hasilnya dari uji laboratorium. Walaupun secara organtik kita sudah melihat menduga. Tetapi, kita perlu uji tindakan lanjut nya di laboratorium keluar selama seminggu ini,\"ujarnya. Dikatakan dia, karena faktor cuaca terjadi pengaruh perubahan yang drastis dalam kondisi air mempengaruhi kualitas air nya membuat ikan kaget . Sehingga terkena dampak penyakit . \"Kita berharap setelah kedepan cuaca sudah mulai stabil ini angka kematian akan segera berakhir. Kami dari dinas perikanan akan selalu hadir memberikan penyuluhan di petani pembudiaya ikan, \" Ucapnya. Diakui Debi, Sebenarnya Dinas Perikanan sudah punya sistem layanan adanya aplikasi ceria yang dilakukan oleh Badan Karangtina Ikan Provinsi Lampung itu memakai handphone Android. Selain itu, Pembudidaya bisa langsung melaporkan kejadian penyakit di kolamnya yang nanti Badan Karangtina bisa langsung membaca dan akan terkoneksi dengan dinas perikanan. \"Sehingga, tanpa harus di laporan kita akan langsung turun kelapangan . Aplikasi kita ini masih bdalam tahap sosialisasi agar semua pembudidaya bisa memanfaatkan aplikasi ceria itu untuk pelaporan penyakit. sehingga memudahkan untuk memberikan pelayanan kepada para petani pembudidaya ikan di kabupaten Pringsewu,\"pungkasnya. Untuk diketahui seperti diberitakan sebelum, Petani pembudidaya ikan di kabupaten Pringsewu mengeluhkan banyak ikan yang terkena penyakit hingga menyebabkan banyak kematian pada ikan gurame. Hal ini seperti di alami Bambang petani pembudidaya ikan di pekon Patoman kecamatan Pagelaran yang menebar benih gurame sekitar 1550 ekor banyak yang mati terkena virus hanya tinggal sekitar 600 ekor. \"Saya menebar benih ikan gurame sekitar 1550 ekor dengan terkena penyakit grepes Sirip pada luka-luka hingga banyak yang mati tinggal 600 ekor. Bahkan sudah kami pindahan ke kolam lain masih juga ada yang mati dengan ciri-ciri sirip luka dan mata ikan yang keluar, \"keluh Bambang kepada Radar Tanggamus, Senin (11/1/21). Ia berharap kepada Pemkab Pringsewu melalui Dinas Perikanan agar dapat membantu mengatasi solusi yang dialami para petani pembudidaya ikan di kecamatan Pagelaran. \" Pada prinsipnya kami selaku petani agar ada solusi untuk mengatasi penyebab kematiannya. Kami juga sudah berusaha dengan obat-obatan baik secara alamiah tetapi belum juga ada solusinya, \"harapan Bambang. (Mul)

Tags :
Kategori :

Terkait