Harga Cabai Rawit ‘Meroket’, Omzet Pedagang Makanan Berkurang

Rabu 22-06-2022,09:36 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

KOTAAGUNG--Harga cabai rawit kembali meroket tembus Rp70.000 per kilo gram (kg) di pasaran Kabupaten Tanggamus, khususnya di pasar tradisional Kota Agung. Kondisi mahalnya harga cabai rawit tersebut berimbas berkurangnya omzet para pedagang makanan, yang memerlukan bahan pelengkap cabai rawit. Menurut Anti seorang pedagang makanan jenis gorengan di Kota Agung, meroketnya harga cabai sudah berlangsung beberapa pekan terakhir. \"Harga cabai rawit mulai naik tinggi hingga sampai mencapai Rp70 ribu saat ini, dari awal awal bulan. Kemudian barangnya pun sulit kita cari, beberapa pedahang cabai kehabisan stok, \" katanya, Selasa (21/6). Anti menerangkan, berdasarkan keterangan pedagang sayur di pasar Kota Agung Tanggamus. Kenaikan harga karena saat ini stok barang berkurang. Maka harga pun naik lagi. \"Cabai rawit naik lagi sekarang, barangnya tidak ada makanya mahal. Itu yang Saya denger dari para pedagang sayur, \" ujarnya. Untuk menyiasati kenaikan harga cabai tersebut para pedagang makanan dan gorengan mengurangi kebutuhan cabai rawit ataupun dioplos dengan cabai jenis lainnya. \"Untuk mensiasatinya maka kami kurangi kebutuhan cabai rawit atau untuk sambel dagangan dioplos dengan cabai jenis jablay atau cabai domba, \" terangnya. Tingginya harga cabai rawit sudah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir. Pernah menembus Rp 80.000 per kg, lantas turun jadi Rp 40.000 dan kini naik lagi tembus Rp70. 000. \"Kalau cabai rawit memang harganya mahal tapi sekarang sekarang ini, mahal sekali. Semoga bisa kembali normal, sehingga omzet bisa normal, \" imbuhnya. Senada diungkapkan Edi Kurniawan, pengusaha Pecel Lele di Pekon Gisting Atas Kecamatan Gisting, mengaku bahwa naiknya harga cabai rawit berimbas pada turunya omzet. \"Biasanya beli cabai rawit 2 Kg dalam sehari,harganya dulu sebelum naik Rp30 ribu-Rp35 ribu per Kg, sekarang kan jadi Rp70 ribu-Rp75 ribu/Kg. Imbas kenaikan ini membuat operasional membengkak, biasanya keuntungan 15 persen sekarang turun menjadi 5-8 persen. Sedangkan kami pedagang gak akan naikan harga takut pelanggan pergi, harapannya harga kembali normal,\"ujar Edi.(win/ral)

Tags :
Kategori :

Terkait