Meski demikian sisteme budidaya terintegrasi ini juga sebagai salah satu langkah untuk mensiasati anjloknya salah satu komoditi perikanan budidaya.
“Sistem budidaya terintegrasi memang masih baru dikembangkan, dan kita lihat secara prinsip ini sangat bagus untuk dikembangkan.
Namun demikian, perlu dikaji kita cek semuanya, kalu semuanya bagus sistem ini bisa di copi paste di daerah lain,” sambungnya.
Haeru juga mengatakan, saat ini pihaknya juga akan mesiasati anjloknya komoditas perikanan seperti ikan patin, udang vaname, dan rumput laut.
Selain disebabkan dampak Covid 19 merosotnya tiga komoditas perikanan itu disebabkan persaingan antar negara yang juga mengembangkan budidaya perikanan.
“Salah satunya udang vaname yang market besarnya di Amerika namun begitu ada saingannya, langsung collaps. Begitu juga rumput laut sekarang juga sedang jatuh.
Masalah ini akan kita cari jalan keluarnya, kita akan komunikasi dengan Dirjen Peningkatan Daya Saing untuk mencari alternatif pasar,” terangnya.
Dalam kegiatan panen raya tersebut, Dirjen Budidaya Perikanan juga menyalurkan bantuan benih udang vaname sebanyak 600 ribu ekor yang disalurkan kepada enam kelompok budidaya perikanan. (*)