PALAS, RADARTANGGAMUS.CO.ID – Budidaya perikanan terintergrasi yang tengah dikembangkan di wilayah Palas memiliki masa depan yang cukup progresif untuk meningkatakan produksi perikanan dan padi di Lampung Selatan.
Budidaya perikanan terintergarsi yang tengah dikembangkan oleh calon anggota DPR Provinsi Lampung, Aribun Sayunis ini mengembangan tiga komoditas perikanan yaitu, udang vaname, ikan nila, ikan patin.
Kemudian air kolam yang telah menjadi limbah dimanfaatkan untuk mengairi sawah.
Meski metode ini menjadi langkah progresif, Dirjen Budidaya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TB Haeru Rahayu dan Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin menegaskan budidaya terintegrasi ini perlu dijaki lebih dalam.
Aribun mengatakan, pada sistem budidaya terintegrasi dilakukan dengan metode pemindahan air dari kolam udang vaname,
BACA JUGA:Kendaraan yang Terlibat Kecelakaan Beruntun Sudah Diamankan
kemudian dipindah ke kolam nila dari situ air kembali dipindah ke kolam ikan pati, dan air kolam yang telah menjadi limbah akan dialirkan ke sawah untuk tanaman padi.
“Dalam metode budidaya perikanan terintegrasi kita mengembangkan tiga komoditas perikanan yaitu, udang vanam, ikan nila, dan ikan patin.
Kemudian air dari kolam ini berkahir di sawah untuk tanaman padi,” kata Aribun pada kegiatan panen raya ikan Nila, di Desa Palas Jaya, Jumat (28/7) kemarin.
Aribun mengklaim, selain dapat meningkatkan jumlah komoditas perikanan sistem budidaya terintegrasi ini juga diklaim dapat mengurangi penggunaan pupuk 20 persen, namun meningkatkan produksi padi 10 persen.
“Kemudian dengan memanfaatkan limbah air kolam untuk mengairi tanaman padi. Disini kita bisa menghemat pupuk 20 persen, tapi produksi padi kita meingkat 10 persen,” sambungnya.
Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin yang hadir dalam panen raya itu juga menyambut baik sistem budidaya perikanan terintegrasi yang tengah dikembangkan oleh Aribun Sayunis itu.
Namun Politisi Partai PDIP ini menegaskan, metode ini tetap perlu dikaji kembali. Bandan Standarisasi Instrumen Pertanian juga akan diturnkan untuk melihat efisiensi sistem budidaya perikanan terintergrasi yang masih baru ini.
“Disisi budidaya perikanan kita serahkan ke dirjen. Kemudian di sektor pertaniannya kita akan menurunkan BSIP Lampung untuk melihat standarisasi instrumen pertanian. Nanti semuanya akan dikaji, kesehatan ikan dan hasil padinya, supaya semuanya bersinergi,” tuturnya.
Sementara itu Dirjen Budidaya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TB Haeru Rahayu menjelaskan, sistem budidaya perikanan terintegrasi merupakan sistem yang baru dikembangkan di tanah air.