SIDOMULYO, RADARTANGGAMUS.CO.ID– Dua kecamatan di Lampung Selatan memiliki resiko paling bersar terkena dampak kekeringan. Dua kecamatan ini yaitu, Kecamatan Palas dan Sragi.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan,
Eka Saputra usah menggelar rapat koordinas bersama Petugas Pengendari Organiasme Pengganggu Tanaman (PPOPT) se Lampung Selatan.
Eka mengatakan, Kecamatan Palas dan Sragi merupakan wilayah yang paling beresiko terkena dampak kekeringan selama el nino.
“Sampai saat ini laporan kekeringan hanya ada di Kecamatan Palas, namun pekan kemarin ada hujan. Meski begitu dua kecamatan ini paling beresiko terkena kekeringan,” kata Eka kepada Radar Lamsel, Jumat (4/8) kemarin.
BACA JUGA:36 Balon Kades Harus Lewati Pembobotan
Eka menjelaskan, salah satu penyebabnya yaitu keterlambatan penanaman padi di wilayah Palas dan Sragi.
Hingga saat ini, kata Eka, luas tanam di wilayah itu masih 50 persen.
“Ya sebelumnya kita selalu menggalakkan percepatan tanam untuk mengejar curah hujan. Namun dua kecamatan ini tertinggal, sampai saat ini baru 50 persen, tanaman paling tua baru berusia 30 HST, sementara di wilayah lain seperti Candipuro tanaman sudah masuk usia 50 hari,” ucapnya.
Eka mengunkapkan, berdasarkan prakiraan cuaca BMKG el-nino akan berlangsung hingga September mendatang.
Saat ini sejumlah petani terus diimbau untuk melakukan pemanfaatan sumber air alternatif, seperti sumur bor atau embung.
“Selain bisa memanfaatkan sumber air alternatif, sebelumnya kita juga sudah mengarahkan petani untuk menanam padi dengan verietas tahan kekeringan dan usia yang lebih genja. Harapan kita dengan adanya upaya ini tanaman padi di Lampung Selatan aman dari kekeringan,” pungkasnya. (*)