Mengulik Sejarah Gunung Krakatau, Letusan Dahsyatnya Memisahkan Pulau Jawa dan Sumatra

Rabu 06-09-2023,19:27 WIB
Reporter : Uji Mashudi
Editor : Uji Mashudi

Suara letusan itu terdengar sampai ke Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. 

Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

 

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. 

Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. 

Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Samalas, Gunung Tambora, dan Gunung Toba di Indonesia, Gunung berapi Taupo di Selandia Baru dan Gunung Katmai di Alaska. 

Namun, gunung-gunung tersebut meletus jauh pada masa ketika populasi manusia masih sangat sedikit. 

Sementara itu, ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

 

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. 

Kemajuan tersebut sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. 

Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut. 

Getaran akibat letusan Gunung Krakatau terasa sampai ke Eropa.

Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba ada gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba.

Kategori :