Kerja Keras Pringsewu Undang Wisatawan, Oleh : Riedho Pratama (Pemimpin Redaksi Radar Pringsewu)
Pringsewu - Gapura Bambu Kuning melengkung, hamparan sawah di kanan kiri jalan nasional yang dipertahankan sudah menggambarkan daerah ini ingin memberikan alasan orang datang. Ya, Kabupaten Pringsewu hampir tidak memiliki potensi wisata alami membuat daerah ini ekstra \"berkeringat\" agar menghasilkan cuan dari sektor ekonomi kreatif tersebut. Bukit, danau atau bendungan irigasi di wilayah ini dalam beberapa tahun terakhir memang mulai masif dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Sebut saja Talang Indah, Bukit Pangonan, Telaga gupit dan mungkin akan mucul lagi spot-spot untuk menarik perhatian wisatawan yang bisa ber-Swafoto untuk mengisi beranda media soial mereka juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Di atas tadi adalah usaha yang dilakukan masyarakat berkolaborai dengan pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga setempat. Khusus pemerintah kabupaten juga sangat intensif untuk mempromosikan daerah yang terbilang kecil nan imut ini. \"Pringsewu ini kecil. Jadi bagaimana kita bisa membuat dunia mengenal Pringsewu,\" kata Bupati saat mereka membeberkan alasan rajin mengundang Duta Besar negara lain datang ke kabupaten itu setiap perayaan hari jadi kabupaten. Di lapangan juga, pemerintah daerah hadir untuk mendorong dan memberikan stimulan supaya apa yang sudah dihadirkan tetap eksis. \"Kita semua harus support bagaimana upaya untuk Pringsewu dikenal dan terus berkembang,\" kata Wakil Bupati Pringewu Hi. Fauzi di satu kesempatan meninjau tempat wisata di sana. Rupanya tidak stag sampai di situ, hasrat masyarakat Pringsewu ingin tenar minimal di Provinsi Lampung membuat mereka terus memutar otak menampilkan ekonomi kreatif tentunya dengan dorongan dan binaan dari satuan kerja terkait. Sampai lahirlah kegiatan mingguan yang dinamakan Nggruput Minggu. Benar saja, Wisata Minggu Nggruput dengan konsep menghadirkan jajanan dan permainan tradisional mendapatkan respon yang luar biasa dari masyarakat di sana plus kabupaten/ kota tetangga. Sebut saja Nasi Tiwul dan Cenil yang terbilang langka bukan hanya di kota besar tetapi di daerah itu juga sudah mulai jarang ada. Sudah dua tahun eksis, Nggruput sekarang Viral. Tujuan awal untuk memancing orang datang ke Pringsewu mulai nampak di Nggruput. Sebab, masyarakat dari Kabupaten Tanggamus, Pesawaran bahkan Kota Bandarlampung mulai terlihat rajin tiap pekan hadir di even yang berada di Jalur Dua Kantor Bupati tersebut. Bukan cuma klaim, tetapi mudah saja menebak bila melihat parkiran mobil terlihat banyak plat nomor polisi kendaraan berasal dari daerah yang disebutkan tadi. Haryati (50), Ibu empat anak ini berasal dari Kotamadya Bandarlampung datang bersama keluarga sengaja ke Nggruput karena penasaran bagaimana suasana dan rasa makanan yang disajikan yang katanya tradisional. \"Berangkat jam 6 pagi, saya kesini nyari Nasi Jagung sama Geplek. Anak-anak juga katanya mau makan Tiwul karena bosan makan jajanan modern. Mau ngasih tau juga sama cucung makanan tradisional kayak gini jangan sampe nanti gak tau sama sekali,\" katanya didampingi 4 anaknya dan satu cucu. Memang, ketika Radar Pringsewu hadir di Nggruput, terlihat ramai masyarakat dengan epanjang mata memandang terlihat jejeran pedagang mulai dari Getuk, Dawet, Cenil, Tiwul, Burgo, Gudeg, Nasi Kucing, Ikan Bandeng sampai Sate Madura ada. Tiap dagangan tidak ada yang sepi pembeli. Juga, permainan tradisional seperti Enggrang dan Lompat Petak diserbu anak-anak yang biasanya di rumah mereka habiskan waktu dengan bermain gadget. Bahkan kita bisa makan di pinggir sawah dengan beralaskan tikar. Ah, suasana yang patut dicoba. Ketua Pringsewu Comunity selaku penggagas Nggruput Minggu Suchairi Sibarani menjelaskan sedikit sistem yang bisa mempertahankan eksistensi dan membuat masyarakat rindu untuk kembali ke Nggruput. \"Suasana kami upayakan bagaimana orang yang datang nyaman dengan menghadirkan jajanan tradisional Jawa, Lampung, Palembang, Madura dan lainnya jadi mereka tidak bosan. Kemudian, tiap pedagang menjual menu yang berbeda. Jadi tidak ada persaingan di Nggruput. Nah ini yang menjadi kunci sebenarnya baik pembeli maupun pedagang senang ke Nggruput,\" bebernya. Kemudian, lanjut Sibarani, Nggruput sudah mulai menjadi titik kumpul masyarakat dari berbagai kecamatan bahkan kabupaten lain. \"Banyak saudara, teman atau rekan kerja yang janjian ke Nggruput untuk bisa menikmati minggu pagi. Ini yang membuat Nggruput dirindukan,\" ujarnya yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pringsewu. Soal kualitas bahan makanan dan dampak ekonomi dari Nggruput jangan ditanya, tentunya semua dalam trek yang benar. \"Kami selalu memastikan makanan aman dan sehat. BPOM juga udah dihadirkan. Bicara omset pedagang, jawabannya Nggruput sudah banyak menolong masyarakat dan diantaranya juga wanita single parent terbantu,\" urainya sembari nyeletuk beberapa pedagang sudah berani mengangsur mobil. Kerja keras, kerja cerdas dan motivasi tinggi masyarakat bersama pemerintah daerah Pringsewu bukan tidak mungkin mampu menjadikan daerah ini sebagai destinasi wisata yang aman, nyaman, Indah dan tentunya Instagramable bagi kalangan Generasi Milenial sampai Generasi Z dari berbagai daerah di Lampung bahkan mungkin di Indonesia. Kita tunggu dan kita nikmati. (*)
Sumber:
