Makna Hari Juang TNI AD, dan Mengenal Taktik Supit Urang Jenderal Soedirman

Makna Hari Juang TNI AD, dan Mengenal Taktik Supit Urang Jenderal Soedirman

Monumen Palagan Ambarawa dibangun untuk mengenang para pejuang Indonesia yang gugur dalam peperangan di Ambarawa. Foto disway. grup --

 

 

RADARTANGGAMUS.CO.ID--Setiap tanggal 15 Desember seluruh prajurit TNI Angkatan Darat (AD) mulai dari tingkat bawah hingga atas, melakukan berbagai kegiatan, untuk memperingati Hari Infanteri atau yang sering disebut Hari Juang TNI AD.

Peringatan hari juang TNI AD, didasari dengan meletusnya kembali peperangan antar tentara keamanan rakyat (TKR) dengan sekutu pada tanggal 26 Oktober 1945 pasca proklamasi.

Ihwal meletusnya kembali peperangan antara TKR yang merupakan cikal bakal TNI AD saat ini, dengan sekutu ialah.

Keinginan Belanda yang ingin kembali meneguhkan kekuasannya kembali di Indonesia.

Kendati saat itu Bangsa Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan di tanggal 17 Agustus 1945.

Namun hal tersebut ternyata tidak membuat pasukan Belanda pergi meninggalkan tanah air begitu saja.

Di tanggal 14 Agustus 1945, setelah Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

Para tokoh pergerakan Indonesia menjadikan itu momentum untuk memproklamirkan diri Namun Belanda beranggapan hal itu sebagai upaya, pengembalian kekuasan tanah kepada penjajahan Belanda.

Lalu pasca proklamasi kemerdekaan telah diumumkan, Belanda bersama dengan serdadu berupaya masuk ke wilayah Indonesia.

Salah satu wilayah tersebut ialah Ambarawa, di zaman Jepang Ambarawa merupakan kamp tahanan Belanda.

Seringkali di zaman Jepang, tahanan Belanda disiksa untuk itu setelah Jepang menyatakan menyerah maka wilayah tersebut didatangi pihak Belanda dan sekutu.

Melalui Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees (RAPWI), yang tugasnya ialah melakukan evakuasi terhadap tawanan perang.

Sumber: