Pemkab akan Gelar Pelatihan Mitigasi Konflik
KOTAAGUNG-Pasca dikembalikannya gajah latih dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Pemkab Tanggamus dalam waktu dekat akan menggelar pelatihan adaptasi dan mitigasi guna mengatasi konflik manusia dengan satwa. Menurut Asisten Bidang Ekobang Setkab Tanggamus, FB, Karjiono hal ini merupakan tindaklanjut dari keputusan bersama penanganan konflik satwa pada tanggal 1 November lalu. Saat itu menurutnya ada beberapa point diputuskan salah satunya opsi peminjaman gajah latih dari TNWK, lalu pembinaan ke warga untuk adaptasi dan mitgasi konflik dengan satwa liar yakni gajah. \"Jadi upaya kita adalah dengan merencanakan pelatihan mitigasi konflik, pasca didatangkannya gajah latih, pembinaan ke masyarakat di sekitar lokasi konflik akan dilakukan, dan itu sudah kita rapatkan,\"kata Karjiono, Kamis (14/12). Ia menambahkan, pelatihan akan diikuti satgas utusan sembilan pekon di Kecamatan Semaka, beserta aparat pekon dan badan hippun pemekonan (BHP). Untuk satu pekon ada tiga utusan yang mengikuti pelatihan, adapun rencana pelatihan, dipusatkan di balai Pekon Sidomulyo pada tanggal 19-20 Desember 2017 mendatang. Narasumber yang akan dilibatkan yakni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), KPHL Kota Agung Utara, Konsorsium Kota Agung Utara, World Wide Fun for Nature (WWF), Wildlife Conservation Society (WCS), Yayasan Badak Indonesia (YABI), Unila PILI, Repong Indonesia. \"Kita harapkan, setelah pelatihan ini warga mengenali kawasan sumber daya alam dan tantangannya, lalu memahami dan mengenal peraturan penanganan konflik manusia dan satwa sesuai dengan strategis penanganan,\"terang Karjiono. Diketahui konflik gajah liar dengan manusia di Kecamatan Semaka sudah terjadi sejak Juni lalu, namun sampai saat ini ancaman masih ada sebab 12 ekor gajah masih ada di hutan lindung register 31. Dan sewaktu-waktu bisa mendatangi lokasi pemukiman penduduk melalui hutan marga, akibat konflik berkepanjangan tersebut lahan pertanian dan perkebunan di sembilan pekon yakni Pekon Sri Katon, Karang Agung, Tulung Asahan, Sidomulyo, Parda Waras, Margo Mulyo, Sukaraja, Sedayu, Way Kerap, mengalami kerusakan tanaman yang rusak seperti pisang, kelapa, pepaya serta padi. Langkah penyelesaian yang sudah dilakukan selama ini berupa penggiringan sejak Agustus lalu oleh tim gabungan BKSDA, WWF, WCS, Polhut, RPU, BPBD Tanggamus dan warga namun gajah liar kerap muncul ke sekitar kawasan pemukiman warga, datangnya empat gajah latih dari TNWK sempat membuka harapan konflik akan mereda akan tetapi tetap tidak membuahkan hasil. (iqb)
Sumber: