Seriusi Konflik Gajah dan Manusia, Bupati Siap Ikut Ronda

Seriusi Konflik Gajah dan Manusia, Bupati Siap Ikut Ronda

SEMAKA—Konflik satwa dengan manusia yang terjadi di Kecamatan Semaka  menjadi perhatian serius Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani. Sebagai bentuk kepeduliannya, bupati perempuan pertama di Tanggamus tersebut akan ikut ronda bersama dengan masyarakat yang terdampak konflik gajah. Hal tersebut disampaikan bupati, pada saat menghadiri kunjungan kerja (Kunker) Anggota Komisi V DPR-RI, Sudin di Balai Pekon Srikaton, Sabtu lalu (6/10). Menurut Bunda Dewi sapaan akrabnya, konflik satwa yang telah terjadi merupakan persoalan bersama, untuk itu forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) terus melakukan berbagai upaya serta solusi agar masyarakat dapat kembali berkatifitas dengan nyaman, aman serta tenang tanpa ada rasa takut dengan kawanan gajah yang datang ke perkebunan atau area pemukiman warga. \"Masyarakat juga diharapkan untuk memiliki kesabaran serta antisipasi, sekali lagi pemkab bersama forkompida tidak berdiam diri terhadap persoalan ini,  dan saya juga telah berbincang dengan pak dandim, sewaktu-waktu saya juga akan ikut hadir ditengah masyarakat untuk ronda bersama, kendati saya perempuan itu tidak menjadi penghalang,\" ujarnya. Sementara itu, berbagai masukan dari masyarakat melalui kepala pekon disampaikan dihadapan Anggota DPR-RI Komisi V, bupati dan wakil bupati. Kepala Pekon Pardawaras Andi Azis misalnya ia menanyakan bahwa yang membidangi kewenangan untuk menanggulangi konflik gajah dengan manusia apakah kabupaten, provinsi maupun pusat. Siapapun yang mempunyai wewenang ia berharap ada solusi terbaik agar persoalan tersebut tidak berlarut-larut. \"Tidak hanya tanaman saja yang dirusak oleh kawanan gajah, tetapi juga sudah tiga nyawa melayang, jadi saya harapkan kedatangan bapak-bapak hari ini bisa menjadi jalan keluar untuk mengatasi permasalahan ini,\"kata Andi Azis. Sementara itu, Zainadi warga yang ikut serta dalam kegiatan tersebut menyampaikan jika kawanan gajah masih menjadi persoalan serius masyarakat tidak hanya Srikaton saja tetapi juga masyarakat di Pekon Tulung Asahan, Pardawaras, Karang Agung, Sidomulyo, Way Kerap juga masih khawatir jika sewaktu-waktu binatang berbelalai tersebut masuk keperkebunan masyarakat dan memakan tanaman masyarakat.  \"Kendati kawanan gajah terkadang tidak terlihat, tetapi kami tetap melakukan penjagaan khususnya di malam hari, karena dikhawatirkan akan memasuki pemukiman, gajah mulai melakukan aktiftasnya jelang sore dan hingga malam hari,\"tandasnya. (iqb) 

Sumber: