Lebak Jaya Krisis Air Bersih

Lebak Jaya Krisis Air Bersih

KOTAAGUNG--Masyarakat di RT 17 Pedukuhan Lebak Jaya Kelurahan Pasar madang Kecamatan Kotaagung, Tanggamus saat ini mengalami krisis air bersih. 100 kepala keluarga (KK) untuk mencukupi kebutuhan mandi cuci kakus (MCK) hanya mengandalkan sumur bor yang berada persis disamping musala setempat. Ketua RT 17 Sudirman mengatakan bahwa sumur bor dengan kedalaman 20 meter tersebut awalnya dibuat untuk keperluan musala namun karena banyak warga yang kesulitan air bersih akhirnya disalurkan kerumah warga melalui pipa. Itupun pembuatan sumur bor melalui dana swadaya masyarakat. \"Sumur bor dibangun tahun 2011 dengan dana swadaya masyarakat yang saat itu urunan tiap satu rumah Rp25 ribu dan ada anggota dewan yang saat itu bantu dana sehingga sumur bor bisa dibuat, \"ujar Sudirman. Dilanjutkannya bahwa, sumur bor awalnya airnya lancar selama tiga tahun, namun setelah itu, air mengalir kepipa warga mengecil.\" Debit airnya berkurang sementara warga terus bertambah,\"kata dia. Sudirman menambahkan bahwa, sekarang, air sudah tidak bisa lagi mengalir kerumah warga sebab musim kemarau membuat debit air semakin menyusut. \"Jadi, warga terpaksa langsung mengambil air kesumber dengan ember dan jeriken, kalau tidak begitu ya, warga tidak dapat mencukupi kebutuhan air bersih,\" kata dia. Lantaran menjadi sumber satu-satunya air, maka sumur bor swadaya tersebut selalu ramai dari antrean warga. \"Dari jam 4 subuh sudah ramai dari warga yang mengantre, disamping musala juga ada bak penampungan berukuran kecil sebagai kamar mandi umum,\" ujar Sudirman. Abu Sukur sesepuh kampung menambahkan bahwa, warga sudah pernah mencoba membuat sumur konvensional, tapi airnya tidak bisa dipakai karena keruh bewarna kecoklatan. \"Kalau mau ngebor mahal, warga tidak ada duit, begitu juga dengan nyalur PDAM kan biaya pasang baru mahal,\" ujarnya. Untuk itu, Abu berharap agar pemerintahan daerah bisa membantu sehingga krisis air bersih dapat teratasi. \"Ya, harapan warga agar bisa dibantu untuk pengadaan sumur bor baru, sebab kalau warga sendiri yang ngebor tidak ada uangnya, kan mahal sementara mayoritas penduduk disini nelayan yang penghasilannya tidak menentu,\" ujar Abu. (ral)

Sumber: