Aktivitas Pengerukan Dikeluhkan Warga
KOTAAGUNG—Aktivitas pengerukan tanah untuk penimbunan lahan sawah untuk proyek pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Lintas Barat (Jalinbar) tepatnya di Pekon Kampungbaru, Kecamatan Kotaagungtimur dikeluhkan pengguna jalan, pasalnya, ceceran tanah diaspal jalan membuat jalan menjadi licin dan apabila kering membuat debu bertebaran. “Kayaknya pemilik SPBU dalam mendirikan bangunan proyek sudah tidak lagi memperhatikan kepentingan masyarakat, mmereka cuek terhadap tanah yang berceceran di jalan itu,\"kata Limin salah satu warga setempat. Menurutnya, akibat aktivitas puluhan truk pengangkut tanah itu selain mengotori jalan juga pekarangan rumah warga sekitar menjadi kotor karena debu berhamburan. Meski ada aturan jelas, namun aktivitas proyek penimbunan tersebut tetap tak menjaga kebersihan jalanannya. Akibatnya, kenyamanan pengendara seakan dirampas karena jalan yang dilalui itu kini dipenuhi material proyek. Bahkan, ketika hujan deras tiga jalan menjadi licin. “Pasti licin karena tanah bekas angkutan berubah menjadi lumpur. Dan kalau panas datang, debu bertebaran sehingga dengan kondisi itu bisa membahayakan jiwa dan kesehatan. Kami sangat jengkel dengan ulah pemilik SPBU yang tidak peduli dengan semua ini,” tegasnya. Hal sama juga dikatakan warga lainnya Muslim Kamal. Menurutnya, Aktivitas proyek tersebut pun dinilai mengganggu warga dan para pengguna jalan.“Tanah yang berjatuhan di jalan itu sangat mengganggu pengguna jalan. Belum lagi debu yang dihasilkan beterbangan dihirup melalui pernafasan,” jelasnya. Beberapa hari lalu, kata dia, dirinya sudah meminta pihak pelaksana proyek untuk melakukan penyiraman agar jalan tersebut tidak berdebu, dan meminta sopir truk menggunakan penutup bak. “Tapi, sekali saja mereka melakukan penyiraman. Keluhan warga juga kurang digubris,” terangnya. Karena itu dirinya berharap, instansi terkait memberikan teguran terhadap pihak-pihak yang melakukan penimbunan tersebut, agar warga dan pengguna jalan pun tidak merasa terganggu oleh kegiatan itu. “Kalau tidak mau mendengar, proyek tersebut ditutup saja. Nanti kalau warga sudah kesal, bisa fatal itu jadinya,” tandasnya. Sementara itu keluhan lain juga dirasakan pengguna kendaraan roda dua Apri. Ia mengaku tanah yang mengotori jalan lintas tersebut kalau siang berubah menjadi debu. Bahkan ketebalan debu yang berhamburan itu nyaris menutup jarak pandang pengguna jalan.\"Itukan ada dua titik, pertama di lokasi penimbunan kemudian tidak jauh dari tempat itu pengerukan tanah nya. Kondisinya sama,\"pungkasnya. (Zep)
Sumber: