21 Tahun Usia Tanggamus, Masih ada Warga BAB Sembarangan 

21 Tahun Usia Tanggamus, Masih ada Warga BAB Sembarangan 

KOTAAGUNG — Diera modernisasi seperti sekarang rupanya masih ada saja masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarangan. Mirisnya lagi fenomena ini terjadi di wilayah perkotaan yang ada di Kabupaten Tanggamus yakni Kapuran Keluarahan Pasar Madang, Kecamatan Kotaagung. Aktifitas BAB sembarangan ini sudah lama berlangsung di wilayah Kapuran. Kebiasaan buruk tersebut masih berlaku karena minimnya fasilitas dasar dalam hal ini MCK yang dimiliki warga setempat. Selain itu, kesadaran warga menjaga kebersihan masih sangat minim. Nuryanto, salah seorang warga Kotaagung, mengakui, jika didaerah Kapuran itu saat ini masih banyak warga yang BAB di pinggir pantai pada malam hari,sedangkan pada siang hari mereka BAB di muara Kali Bego. Padahal tindakan seperti itu tidak dibenarkan karena pantai adalah tempat berwisata akan tetapi disalah gunakan.“ Iyu sangun jubak jama dija (Iya memang jorok orang disini) BAB nya dipinggir pantai dan ke sungai,” ujarnya. Ia melanjutkan, umumnya warga yang belum memiliki sarana mandi cuci kakus (MCK)  yang BAB di pantai. Kebiasan ini mereka lakukan sudah puluhan tahun. Sementara Pemkab Tanggamus sendiri terkesan tutup mata.“Kalau di sini gak tahu namanya orang ramai, pokoknya tetap jongkok di tengah sungai. Bukan hanya bapak-bapak tapi juga ibu-ibu. Ih jorok lah pokoknya,” kata dia. Bukan hanya itu sambung warga lainnya, Bima Firmansyah. Warga di Kapuran juga melakukan kebiasan buang sampah di pinggir pantai. Akibatnya pantai tidak hanya jorok karena tinja warga akan tetapi tumpukan sampah juga menjadi pemandangan yang tidak layak di pandang.\"Kalau diperbandingkan, daerah Kapuran itu paling jorok ketimbang wilayah lainnya,\"jelasnya. Sementara itu, warga sekitar Kapuran, Dendi ketika dikonfirmasi mengaku banyak warga yang tidak memiliki toilet atau MCK di rumah sendiri bukan tampa alasan. Menurutnya bantuan pembangunan toilet dari pemerintah hanya menyasar warga tertentu. Ia sendiri telah tiga kali mengajukan permohonan tapi belum ditanggapi.\"Mas kalau mereka mau membangun MCK sendiri dari mana duitnya, makan aja mereka susah. Warga disini kan mayoritas berpenghasilan nelayan, jadi hasilnya tidak menentu,\"kata Dendi. Untuk itu, Dendi meminta agar pemerintah dapat melakukan sosialiasi dengan masyarakat tentang larangan BAB di sembarang tempat. Kemudian memberikan bantuan MCK agar mereka tidak melakukan kebiaaan lagi BAB di pinggir pantai atau sungai.\"Kalau sudah dibangun MCK saya yakin mereka tidak lagi BAB sembarangan,\"tutupnya. (Zep)

Sumber: